Ambles dalamnya IHSG yang begitu dalam merupakan efek secara langsung dari turunnya sejumlah saham Big Caps, terutama saham Amman Mineral saat penutupan perdagangan, susul BBCA, BRMS, BYAN, dan juga saham CPIN.
Berikut selengkapnya berdasarkan data Bloomberg, Senin (16/6/2025).
- Amman Mineral Internasional (AMMN) mengurangi 19,85 poin
- Bank Central Asia (BBCA) mengurangi 6,85 poin
- Bumi Resources Minerals (BRMS) mengurangi 6,28 poin
- Bayan Resources (BYAN) mengurangi 5,23 poin
- Bank Negara Indonesia (BBNI) mengurangi 5,07 poin
- Chandra Asri Pacific (TPIA) mengurangi 2,26 poin
- Barito Renewables Energy (BREN) mengurangi 1,91 poin
- Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) mengurangi 1,73 poin
- Bank Rakyat Indonesia (BBRI) mengurangi 1,53 poin
- Charoen Pokphand Indonesia (CPIN) mengurangi 1,37 poin
Adapun saham-saham konsumen non primer lain juga jadi pendorong pelemahan IHSG, saham PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (PTSP) drop 13,8%, saham PT Pudjiadi And Sons Tbk (PNSE) tertekan 12%, dan saham PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) juga terjebak di zona merah dengan ambles 5,52%.
Disusul oleh pelemahan saham barang baku, saham PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) yang terjun bebas 6,68%, saham PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) ambles 5,15%, dan saham PT PAM Mineral Tbk (NICL) yang jatuh 4,92%.
Saham-saham LQ45 potensial lainnya turut menjadi pemberat IHSG, saham PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) drop 3,98%, saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) melemah 3,85%, dan saham PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) juga terjebak di zona merah dengan drop 3,15%.
Belum Ada Kesepakatan, Perang Israel vs. Iran Masih Bersitegang
Perang terbuka antara Israel dan Iran memasuki hari keempat pada Senin tanpa ada tanda–tanda mereda dalam tempo dekat. Hal ini memicu kegelisahan pasar akan pecahnya perang yang lebih luas di daerah kaya minyak tersebut.
Iran meluncurkan beberapa gelombang drone dan rudal dalam 24 jam, sementara Israel menyerang Ibu Kota Iran, Teheran, dan kembali menargetkan satu pejabat militer senior.
Seperti yang dilaporkan Bloomberg News, sejak Jumat kemarin, Pemerintah Iran menyebut sebanyak 224 orang telah tewas, sebagian besar dari korban tewas tersebut merupakan warga sipil. Serangan Iran menewaskan 14 orang dan melukai sekitar 400 orang di Israel, menurut layanan darurat negara tersebut.
Ketegangan antara kedua negara meletus menjadi perang pada Jumat, saat Israel melancarkan serangan mendadak ke situs–situs militer dan nuklir Iran. Sejak saat itu, serangan udara dari Israel memperlihatkan superioritas udaranya sekaligus membuktikan keterbatasan kemampuan Iran dalam merespons secara efektif.
Sejauh ini, belum ada indikasi terobosan diplomatik dalam tempo dekat.
“Kami sedang berada dalam kampanye eksistensial,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat mengunjungi lokasi serangan rudal di kota pesisir Bat Yam pada Minggu, mengutip Bloomberg.
“Iran akan membayar harga yang sangat mahal karena dengan sengaja membunuh warga negara kami, wanita, dan anak-anak.” Menteri pertahanannya menyatakan “Rezim di Teheran” saat ini menjadi target.
Manuver saling serang ini mempengaruhi pasar keuangan, dengan Bursa Saham di Arab Saudi, Mesir, dan Qatar mengalami penurunan pada Minggu. Nilai tukar pound Mesir melemah mencapai 1,8% hingga melampaui 50 per dolar dalam perdagangan lokal. Bursa Saham Israel justru menguat, dipimpin oleh saham Perusahaan pertahanan Elbit Systems Ltd.
Panin Sekuritas menyebut, aksi serangan Israel terhadap fasilitas gas dan depot minyak di Iran pada Jumat minggu kemarin, dapat menganggu supply energi. Investor mengantisipasi ancaman konflik yang lebih luas serta kekhawatiran potensi ditutupnya Selat Hormuz.
(fad)





























