Saat ini India memiliki setidaknya 40 galangan kapal, namun hanya empat di antaranya yang mampu membangun kapal berukuran lebih besar dari tanker kelas menengah.
Meski begitu, para penyuling minyak belum sepenuhnya antusias untuk memiliki dan mengoperasikan kapal tanker sendiri. Menurut sumber, mereka telah meminta dukungan keuangan dari pemerintah karena opsi menyewa kapal dinilai lebih efisien secara biaya.
Pihak IOC, BPCL, dan HPCL belum memberikan tanggapan atas permintaan konfirmasi melalui email.
Kapal tanker yang akan dipesan diperkirakan memiliki kapasitas 50.000 hingga 60.000 deadweight ton (DWT). Tender tersebut diperkirakan mematok harga kapal di kisaran US$55 juta hingga US$60 juta per unit.
Dari total 10 kapal, Indian Oil Corp. disebut akan memiliki enam kapal, sementara BPCL dan HPCL masing-masing akan memiliki dua kapal.
Namun, penggunaan kapal buatan lokal bisa menimbulkan konsekuensi biaya yang lebih tinggi. Sebagai perbandingan, harga rata-rata tanker kelas menengah buatan Korea Selatan—yang kerap dianggap sebagai standar kualitas tertinggi—berkisar US$50 juta per unit pada bulan lalu.
Sementara itu, kapal buatan China dihargai sekitar US$7 juta lebih murah, menurut data dari Braemar Plc.
Saat ini, sekitar 13% distribusi produk minyak di India dilakukan melalui jalur laut pesisir, sedangkan lebih dari setengah bahan bakar yang diproduksi di dalam negeri dikirimkan melalui jaringan pipa, mengacu pada data regulator hilir industri migas India.
(bbn)
































