Indeks dolar, DXY, siang ini bergerak melemah 0,3% di level 98,90.
Pergerakan mata uang Asia cenderung bervariasi di tengah penantian para pelaku pasar akan perkembangan pertemuan Tiongkok dan Amerika Serikat di London.
China dan AS menggelar lagi pertemuan untuk membahas negosiasi dagang di London pada Senin ini setelah ketegangan kembali meningkat di antara keduanya terutama menyoal komoditas tanah jarang dan masalah teknologi canggih.
Pertemuan itu menyusul pembicaraan telepon antara Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump pada pekan lalu.
Selain itu, data penting dari Tiongkok juga mempengaruhi mood pasar hari ini.
Deflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) di Tiongkok yang semakin panjang, empat bulan beruntun, di tengah perang tarif di ranah perdagangan internasional, mencerminkan dampak perang dagang yang tak remeh. Dua hari libur nasional di negeri raksasa itu gagal mengangkat laju konsumsi masyarakat.
IHK Tiongkok mencatat deflasi 0,1% pada Mei dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, berdasarkan pengumuman Biro Pusat Statistik Tiongkok hari ini.
Analis Robeco Group Thu Ha Chow dalam wawancara di Bloomberg TV mengatakan, data itu membuat pamor obligasi panda makin suram karena selisih yield dengan US Treasury.
Sebaliknya, deflasi Tiongkok membuat obligasi dari pasar emerging lain menjadi menarik, terutama di tengah dinamika perdagangan.
Chow merekomendasikan obligasi pemerintah Indonesia dan Thailand sebagai aset yang layak diburu di tengah situasi terkini.
(rui)

































