Logo Bloomberg Technoz

Dia beralasan pasar ekspor untuk produk aluminium ke AS tidak begitu besar untuk Inalum. Menurut dia, sebagian besar tujuan ekspor Inalum justru berada di kawasan Asia Timur dan Eropa.

“Pasar kita ke Amerika Serikat itu tidak terlalu signifikan,” tuturnya.

Di sisi lain, dia menambahkan, perseroannya bakal mempelajari dampak yang timbul dari kebijakan AS terhadap pasar ekspor aluminium nantinya. Dia berharap tidak terjadi tekanan yang signifikan pada kinerja ekspor Inalum selepas kebijakan tarif impor AS ini efektif.

“Bagaimana negara lain bereaksi terhadap tarif AS itu, misalnya kalau dia reaksinya dengan pindahin pasar, kalau itu pasarnya kita kan pasti [berdampak],” tuturnya.

Dari sisi kinerja keuangan, perusahaan pelat merah yang mengurusi bisnis aluminium itu mencatat laba bersih sebesar US$173,29 juta sepanjang 2024. Posisi laba bersih itu lompat 99% dari pencatatan 2023 di angka US$86,80 juta.

Adapun, Inalum membukukan pendapatan sebesar US$715,99 juta sepanjang tahun lalu, naik 9% jika dibandingkan dengan torehan sepanjang 2023 di angka US$544,75 juta.

Lonjakan laba dan pendapatan Inalum sepanjang tahun lalu didorong kenaikan rata-rata harga penjualan atau average selling price di pasar.

Total penjualan aluminium Inalum sepanjang 2024 mencapai 276.381 ton. Angka itu menjadi rekor tertinggi sejak 2013, kala itu penjualan aluminium perseroan menyentuh level 260.651 ton.

Manuver Trump Kerek Tarif Impor Aluminium

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah pada Selasa (3/6/2025) untuk menaikkan tarif impor baja dan aluminium dari sebelumnya 25% menjadi 50%, mulai berlaku pada 4 Juni.

Langkah ini merupakan tindak lanjut dari janjinya untuk meningkatkan pajak impor demi mendukung produsen dalam negeri. Trump menyatakan bahwa kebijakan tersebut diperlukan demi melindungi keamanan nasional.

Dalam perintah itu disebutkan bahwa tarif sebelumnya "belum berhasil mendorong industri dalam negeri untuk mengembangkan dan mempertahankan tingkat pemanfaatan kapasitas produksi yang diperlukan demi keberlangsungan kesehatan industri dan kebutuhan pertahanan nasional yang diproyeksikan."

“Meningkatkan tarif yang telah diberlakukan sebelumnya akan memberikan dukungan lebih besar bagi industri ini dan mengurangi atau menghilangkan ancaman terhadap keamanan nasional yang ditimbulkan oleh impor produk baja dan aluminium serta produk turunannya,” tulis perintah tersebut yang dipublikasikan Gedung Putih melalui akun X resmi.

Sementara itu, tarif impor logam dari Inggris akan tetap berada di angka 25% untuk memberi waktu bagi kedua negara menyepakati tarif atau kuota baru sebelum tenggat waktu pada 9 Juli.

Keputusan Trump ini diperkirakan akan memperburuk ketegangan dagang, terutama saat AS masih bernegosiasi dengan sejumlah mitra dagangnya terkait tarif “resiprokal” menjelang tenggat 9 Juli.

(naw)

No more pages