Bloomberg Technoz, Jakarta - Sejumlah analis mengubah pandangannya terhadap fundamental PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC). Ini mempertimbangkan adanya tantangan yang kemungkinan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan ke depan.
BRI-Danareksa, per 4 Juni 2025, menurunkan rekomendasi saham MEDC menjadi hold dari sebelumnya buy. Target harga ada di Rp1.320/saham.
Ciptadana Sekuritas dan Indo Premier Sekuritas sudah lebih dulu menurunkan rekomendasi untuk saham MEDC menjadi hold. Awal bulan ini, keduanya bahkan menurunkan target harga masing-masing menjadi Rp1.170/saham dan Rp1.200/saham.
Analis BRI-Danareksa Timothy Wijaya menjelaskan, laba bersih MEDC jauh di bawah ekspektasi BRI-Danareksa dan konsensus analis usai anjlok 81% secara kuartalan di kuartal III-2025.
Penurunan itu karena laba MEDC terseret kinerja keuangan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), yang kinerjanya juga tersandung larangan ekspor konsentrat.
Manajemen MEDC, lanjut Timothy, juga telah memiliki perkiraan output minyak dan gas (migas) di angka 145-150 mboepd sepanjang 2025. Target produksi ini lebih rendah dibanding realisasi 2024 yang sebesar 152 mboepd.
"Mengacu pada hal tersebut, kami menurunkan perkiraan laba bersih MEDC hingga akhir tahun," ujar Timothy dalam riset, dikutip Rabu (4/6/2025).
Timothy menurunkan prediksi laba bersih MEDC menjadi US$190 juta dari semula US$264 juta. Sebagai catatan, perkiraan ini juga 48,23% lebih rendah dibanding realisasi 2024 sebesar US$367 juta.
Sejalan dengan BRI-Danareksa, Ciptadana juga menilai kinerja keuangan MEDC tahun ini akan tertekan. Selain karena operasional perusahaan, tren penurunan harga minyak dunia turut menjadi alasan.
Sejak awal tahun, harga minyak dunia turun 12% ke level US$65,6/barel. Ini imbas ketidakpastian dari kebijakan tarif Trump.
Mempertimbangkan penurunan tersebut, Ciptadana memperkirakan pendapatan MEDC tahun ini ada di US$2,21 miliar, lebih rendah dibanding realisasi tahun lalu yang sebesar US$2,25 miliar.
Proyeksi pendapatan itu juga sudah diturunkan dari sebelumnya US$2,35 miliar. Laba bersih juga diturunkan proyeksinya menjadi US$315 juta dari sebelumnya US$385 juta.
(dhf)