"Memang terjadi defisit, naik turun, tapi kalau indikasi itu belum ada ya," tutur dia.
BPS sebelumnya juga melaporkan defisit neraca perdagangan total dengan China mencapai US$6,28 miliar pada Januari-April 2025, sekaligus menjadi negara penyumbang defisit terdalam periode itu.
Realisasi defisit neraca perdagangan total dengan China bahkan melonjak 107,95% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Januari-April 2025 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Defisit neraca perdagangan yang dalam dengan China terjadi karena volume impor lebih tinggi dibandingkan dengan ekspor, khususnya pada sektor nonmigas. Sebagai gambaran, nilai impor nonmigas dari China tercatat US$25,77 miliar pada Januari-April 2025. Sementara, ekspor ke China hanya sebesar US$18,87 miliar pada periode yang sama.
Terlebih, realisasi impor nonmigas dari China memang melonjak signifikan pada April 2025. Sebagai gambaran, nilai impor nonmigas dari China adalah US$7,07 miliar pada April 2025, meningkat 53,71% (yoy) dan 12,18% secara bulanan (month-to-month/mtm).
(ain)

































