Logo Bloomberg Technoz

Pada pertengahan Mei, China menangguhkan larangan ekspor barang-barang yang memiliki kegunaan militer dan sipil—kemungkinan termasuk beberapa logam tanah jarang—ke 28 perusahaan Amerika, sebagai bagian dari gencatan senjata perdagangan dengan AS.

Eksportir barang yang memiliki kegunaan militer kemudian diizinkan untuk mengajukan permohonan lisensi ke Kementerian Perdagangan selama periode 90 hari. Perusahaan-perusahaan dari salah satu importir besar di Asia mulai mendapatkan lisensi pekan lalu, menurut seorang pejabat dari negara tersebut yang meminta tidak disebutkan namanya.

Menurut US Geological Survey, China menyumbang hampir 70% dari produksi tanah jarang dunia. Cengkeramannya pada sejumlah komoditas khusus—yang dibutuhkan untuk segala hal, mulai dari jet tempur hingga kendaraan listrik—sudah lama dipandang sebagai senjata geopolitik yang potensial, mengingat ketergantungan Amerika pada pasokan China.

Ketegangan antara Washington dan Beijing meningkat dalam beberapa pekan terakhir, setelah AS memperingatkan negara-negara lain untuk tidak menggunakan cip canggih Huawei Technologies Co, memberlakukan pembatasan baru pada penjualan perangkat lunak desain cip dan suku cadang mesin jet ke China, dan mengumumkan rencana akan mencabut secara "agresif" visa pelajar China.

Beijing mengatakan larangan terhadap cip Huawei merusak gencatan senjata yang dicapai di Jenewa. Pada Kamis (29/5/2025), Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan pembicaraan perdagangan dengan China "sedikit terhenti," dan panggilan telepon antara kedua presiden mungkin diperlukan untuk mencapai kesepakatan.

(bbn)

No more pages