Logo Bloomberg Technoz

Pertemuan langsung terbaru di Istanbul ini hanya berlangsung sekitar satu jam, sehari setelah Kyiv melancarkan salah satu serangan udara paling berani ke wilayah Rusia, menghancurkan sejumlah pembom jarak jauh dan pesawat lainnya. Putaran sebelumnya pada pertengahan Mei juga tidak membuahkan hasil selain pertukaran tahanan.

Meski berbagai upaya diplomatik telah dilakukan, harapan akan perdamaian tetap jauh. Presiden AS Donald Trump dikabarkan makin frustrasi karena negosiasi belum menunjukkan hasil signifikan. Moskow hingga kini menolak usulan gencatan senjata 30 hari dari AS dan tetap mengajukan tuntutan maksimal untuk mengakhiri invasi yang telah berlangsung selama empat tahun. Meski Trump mengancam akan menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Rusia, ia belum merealisasikannya.

Menurut laporan Interfax yang mengutip dokumen negosiasi, Rusia menginginkan Ukraina mengambil status netral dan menarik pasukan dari wilayah yang diklaim Moskow, sebagai syarat dimulainya gencatan senjata 30 hari. Rusia juga menuntut dihentikannya bantuan militer asing ke Kyiv, termasuk intelijen, serta penghentian wajib militer dan dimulainya proses demobilisasi.

Moskow juga menuntut agar pemilu diadakan di Ukraina sebelum perjanjian akhir ditandatangani, sebagaimana dilaporkan Interfax.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyatakan bahwa delegasi di Istanbul sepakat untuk melakukan pertukaran 1.000 tahanan dari masing-masing pihak. Kyiv juga menuntut pemulangan tahanan politik dan jurnalis, sehingga pertukaran tambahan sebanyak 200 orang dari tiap pihak mungkin dilakukan.

Zelenskiy menambahkan bahwa Ukraina telah menyerahkan daftar anak-anak yang diculik kepada Rusia dalam pertemuan hari Senin, menurut penasihat seniornya, Andriy Yermak, melalui Telegram.

“Jika Rusia menggagalkan agenda awal ini dan jika pertemuan Istanbul tidak menghasilkan apa pun, maka sanksi baru yang kuat sangat, sangat dibutuhkan,” kata Zelenskiy dalam KTT di Vilnius pada hari yang sama.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, usai pertemuan selesai, mengusulkan pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, dan Presiden AS Donald Trump yang dapat digelar di Istanbul atau Ankara.

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengungkapkan bahwa dua anggota delegasi mereka sempat bertemu perwakilan dari Inggris, Jerman, dan Italia sebelum memulai negosiasi dengan Rusia.

Sehari sebelumnya, Zelenskiy mengungkap rincian serangan udara ke wilayah Rusia yang menggunakan drone yang disembunyikan di dalam truk untuk menyerang pangkalan udara strategis. Ukraina meluncurkan 117 drone, dengan operator yang tersebar di tiga zona waktu Rusia, dan berhasil mengenai sekitar sepertiga pembawa rudal jelajah strategis di lapangan udara tersebut, kata Zelenskiy melalui platform X.

Rusia mengakui beberapa pesawat mengalami kerusakan, sementara Ukraina mengklaim lebih dari 40 pesawat berhasil dihancurkan. Blogger militer pro-Rusia, Rybar, yang memiliki sekitar 1,3 juta pengikut di Telegram, memperkirakan 13 pesawat terkena serangan, sebagian besar merupakan pembom jarak jauh.

Sejumlah senjata canggih Rusia—seperti rudal jelajah, pesawat Tu-22, kapal selam, dan radar antipesawat—bergantung pada komponen asing. Artinya, penggantian unit yang rusak akan sangat sulit akibat sanksi yang berlaku.

Pada hari yang sama, Moskow juga melancarkan salah satu serangan drone dan rudal terbesar terhadap Kyiv, dengan sirene udara berbunyi lebih dari sembilan jam—meningkatkan ketegangan menjelang perundingan damai.

(bbn)

No more pages