Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada Minggu mengungkapkan rincian serangan tersebut, yang menggunakan pesawat nirawak yang disembunyikan di truk-truk yang dikirim jauh ke dalam Rusia untuk menyerang lapangan terbang strategis hingga ke Siberia timur.
Zelenskiy juga mengatakan negaranya akan menggunakan "tindakan aktif" dan "diplomasi" untuk mempertahankan diri sembari menuntut penghentian pertempuran sesegera mungkin.
"Kami melakukan segalanya untuk melindungi kemerdekaan, negara, dan rakyat kami," kata Zelenskiy melalui platform media sosial X.
Ukraina menggunakan 117 pesawat nirawak yang beroperasi di dalam wilayah Rusia di tiga zona waktu, katanya, seraya menambahkan sekitar sepertiga dari pesawat pembawa bom rudal jelajah strategis di lapangan terbang tersebut terkena serangan.
Lebih dari 40 pesawat Rusia, termasuk pesawat pembom jarak jauh Tu-95 dan Tu-22 M3 yang mampu mengerahkan senjata konvensional dan nuklir serta A-50, rusak dalam operasi pada Minggu.
Seorang pejabat di Dinas Keamanan Ukraina mengatakan dengan syarat anonim karena rinciannya tidak dipublikasikan bahwa Kepala Dinas Keamanan Ukraina Vasyl Maliuk memimpin operasi tersebut.
Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataan di Telegram mengonfirmasi serangan terjadi di lima pangkalan udara militer di seluruh negeri dari Timur Jauh dan Siberia timur hingga lokasi-lokasi yang hanya berjarak beberapa ratus mil dari Moskow.
Namun, kementerian tersebut mengatakan hanya "beberapa unit pesawat" yang rusak di dua pangkalan militer di wilayah Murmansk dan Irkutsk. Blogger militer pro-Moskow, Rybar, yang memiliki sekitar 1,3 juta pelanggan di Telegram, memperkirakan bahwa 13 pesawat rusak dan sebagian besar adalah pesawat pembom jarak jauh.
Pada Minggu juga, Moskow melancarkan salah satu serangan pesawat nirawak dan rudal terlama terhadap Kyiv dengan sirene udara yang berlangsung selama lebih dari sembilan jam, meningkatkan ketegangan menjelang perundingan perdamaian yang krusial.
Setidaknya 12 orang tewas dalam serangan terhadap pusat pelatihan militer, yang membuat Panglima Angkatan Darat Ukraina Mykhaylo Drapatyi mengumumkan keputusannya untuk mengundurkan diri karena banyaknya korban jiwa.
Selama akhir pekan, militer Rusia juga mengatakan telah menguasai beberapa permukiman lagi di wilayah Sumy di timur laut Ukraina, setelah sebelumnya Moskow mengatakan akan mencoba menciptakan sesuatu yang disebutnya "zona penyangga" di dalam negeri.
Beberapa senjata Rusia yang lebih canggih bergantung pada komponen asing, seperti rudal jelajah, pesawat pembom TU-22, kapal selam, dan radar anti-pesawat, yang berarti mengganti pesawat-pesawat pembom yang hilang akan sangat sulit akibat adanya sanksi.
Secara terpisah, otoritas investigasi utama Rusia pada Minggu memulai penyelidikan kriminal setelah dua jembatan meledak di wilayah yang berbatasan dengan Ukraina, menghancurkan kereta api yang melintas yang menyebabkan setidaknya tujuh orang tewas dan yang lainnya luka-luka.
Tahap awal perundingan damai pada 16 Mei—yang pertama dalam lebih dari tiga tahun—berakhir dengan kesepakatan pertukaran tahanan dan diskusi tentang potensi gencatan senjata. Sejauh ini, Rusia belum memberi sinyal serangan tersebut akan memengaruhi perundingan, dan delegasi dari kedua negara telah tiba di Istanbul pada Senin pagi.
Zelenskiy pada Minggu mengonfirmasi delegasi ke Istanbul untuk membahas sejumlah isu, termasuk gencatan senjata penuh dan tanpa syarat, pembebasan tahanan, dan pemulangan anak-anak yang diculik. Kedua negara akan menguraikan proposal perdamaian mereka.
Zelenskiy menambahkan delegasi juga harus membahas prospek pertemuan tingkat tinggi karena isu-isu utama hanya bisa diselesaikan oleh para pemimpin.
Menurut kantor berita Interfax, Kementerian Luar Negeri Rusia pada Minggu mengatakan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berbicara melalui telepon dengan mitranya dari AS, Marco Rubio mengenai Ukraina.
Utusan AS untuk Ukraina, Keith Kellogg mengatakan AS, Inggris, Prancis, dan Jerman juga akan mengambil bagian dalam pembicaraan di sela-sela pertemuan dengan tujuan mempersempit perbedaan.
Kepada jaringan televisi AS, ABC News, Kellogg mengatakan permintaan Rusia yang dilaporkan untuk janji tertulis bahwa NATO tidak akan berekspansi lebih jauh ke arah timur, termasuk ke Ukraina, merupakan "kekhawatiran yang wajar."
(bbn)
































