Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah melesat 20% dari level terendah tahun ini yang terjadi 9 April lalu. Selama Mei, IHSG sudah naik 6% dari posisi akhir April.
Bursa saham domestik juga keluar sebagai salah satu bursa ekuitas yang pulih cepat setelah sempat 'rontok' akibat pecah perang dagang sejak awal April silam.
Dana asing kembali masuk berbelanja saham pada Mei ini, dengan nilai pembelian (net buy) sebesar US$ 337,1 juta sehingga mengurangi posisi net sell menjadi US$ 2,72 miliar year-to-datesetelah sebelumnya sempat melampaui US$ 3 miliar.
Nilai belanja pemodal global di bursa saham Indonesia selama Mei, mengalahkan belanja di bursa Malaysia (US$ 334,1 juta), lalu Filipina (US$ 15,3 juta), Vietnam (US$ 77,7 juta). Bahkan di Thailand, pemodal global mencatat net sell sebesar US$ 150,7 juta selama Mei ini hingga perdagangan 29 Mei.
Pasar obligasi
Arus modal asing juga membesar di pasar surat utang RI selama Mei ini. Berdasarkan data Bloomberg, pemodal global mencetak pembelian bersih senilai US$ 1,49 miliar selama bulan ini sampai data terakhir 26 Mei.
Nilai belanja asing di surat utang RI itu jadi salah satu yang terbesar di Asia, mengalahkan India dan Jepang yang menderita net sell besar-besaran di pasar fixed income asset.
Belanja asing di SBN selama Mei juga jadi yang terbesar sejak Agustus 2024 atau dalam sembilan bulan terakhir, serta memperpanjang periode belanja global fund menjadi enam bulan tanpa putus di pasar obligasi negara.
Kini, posisi asing di SBN mencapai Rp921,38 triliun, terbesar sejak 19 November 2021 silam.
Bila dihitung total, nilai belanja asing di pasar Indonesia untuk dua instrumen itu mencapai US$ 1,83 miliar atau hampir Rp30 triliun selama Mei saja.
(rui)





























