Kejatuhan mata uang Asia terhadap the greenback dilatarbelakangi oleh perkembangan di pasar obligasi global sore ini.
Obligasi pemerintah Jepang, JGB, mencatat penurunan tingkat imbal hasil hingga 19,5 basis poin untuk tenor 20 tahun, setelah laporan Bloomberg menyebut bahwa Kementerian Keuangan Jepang meminta pandangan pelaku pasar tentang jumlah penerbitan utang pemerintah yang tepat.
Harga JGB menguat karena yield yang lebih rendah ditambah pasokan lebih sedikit akan mengurangi persaingan bagi aset-aset berdenominasi dolar AS. Akibatnya, yen terperosok lemah.
Indeks dolar AS melesat naik lagi kini di 99,31, mencerminkan kenaikan 0,4% dibanding kemarin. Kontrak berjangka saham S&P 500 juga Nasdaq 100 naik 1%.
Langkah Jepang menunjukkan bahwa mereka mencoba menstabilkan psar di mana aksi jual investor yang tanpa henti telah melesatkan yield JGB ke rekor tertinggi.
Lelang JGB tenor 20Y pekan lalu mencatat nilai minat terlemah dalam lebih dari 10 tahun. Para pedagang di pasar juga makin gugup ketika akan dilangsungkan lelang obligasi tenor terpanjang 40 tahun pada Rabu.
Imbal hasil JGB lebih tinggi berarti obligasi pemerintah menghadapi persaingan yang semakin ketat.
"Potensi penurunan penerbitan oblihgasi memberi dukungan yang baik bagi obligasi pemerintah. Bagi mereka yang ingin membeli utang jangka panjang, pasokan JGB yang lebih sedikit dapat memaksa mereka masuk lagi memburu US Treasury," kata Michael Brown, Ahli Strategi di Pepperstone Group di London, dilansir dari Bloomberg.
Yield US Treasury di semua tenor turun sore ini, mencerminkan kenaikan harga. Tenor 2Y terpangkas 1,5 basis poin, sementara tenor 5Y turun 3,5 bps dan 10Y turun 5,5 bps kini di 4,454%. Adapun tenor panjang 20Y dan 30Y masing-masing juga turun lebih banyak, kini di 4,970% dan 4,958%.
Obligasi pemerintah Jerman, bund, juga turun yield-nya di semua tenor sore ini dengan penurunan dicatat tenor terpanjang 30Y sebesar 5,4 bps kini di 3,007%.
Pasar domestik
Ketika reli melanda pasar obligasi global, harga surat utang negara RI terpantau masih stabil.
Yield 2Y hanya naik tipis 0,2 bps, sedangkan tenor 5Y dan 10Y masing-masing imbal hasilnya naik 2,6 bps dan 1 bps.
Tenor 11Y melanjutkan kenaikan harga dengan yield turun 2,2 bps, bersama tenor 1Y yang juga banyak diburu sehingga imbal hasilnya turun 3,6 bps. Tenor terpanjang 40Y juga turun 1,2 bps kini di 7,086%.
Pergerakan pasar obligasi domestik di mana investor cenderung defensif dengan berburu tenor pendek, terjadi sejak kemarin juga ketika lelang sukuk negara telah dilangsungkan hari ini.
Pelemahan rupiah meski dalam rentang terbatas, terjadi juga di tengah pergerakan indeks saham yang terpelesat lagi ke zona merah.
IHSG yang pagi tadi dibuka hijau, saat ini terperosok di zona merah dengan penurunan 0,21%.
(rui)






























