Logo Bloomberg Technoz

Pakar Anggap RUPTL PLN 2025-2034 Bikin Bingung Investor EBT

Redaksi
26 May 2025 22:15

Asap keluar dari cerobong PLTU Suralaya di Merak, Cilegon, Banten, Rabu (30/8/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Asap keluar dari cerobong PLTU Suralaya di Merak, Cilegon, Banten, Rabu (30/8/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Sejumlah pakar menilai negatif Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) 2025-2034 yang masih memasukkan kapasitas pembangkit batu bara dan gas mencapai 16,6 gigawatt (GW).

Direktur Eksekutif Yayasan Kesejahteraan Berkelanjutan Indonesia (SUSTAIN) mengatakan besarnya porsi energi fosil itu tidak sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto yang ingin berhenti menggunakan pembangkit fosil pada 2040, sebagaimana disampaikan saat KTT G20 di Brasil.

“RUPTL ini merupakan kemunduran dari pernyataan Presiden di KTT G20 akhir tahun lalu mengenai komitmen transisi energi Indonesia,” kata Tata lewat siaran pers, Senin (26/5/2025).


Menurut Tata, porsi bauran fosil itu bakal menjadi sentimen negatif bagi publik, lembaga keuangan dan sektor swasta yang ingin beralih ke energi baru terbarukan (EBT).

“Dengan RUPTL seperti ini, komitmen Indonesia keluar dari ketergantungan pembangkit energi fosil di tahun 2040 mustahil tercapai,” kata Tata.