Konsumsi baja dalam negeri diprediksi menurun 2% pada 2025 menjadi 839 juta ton. Ini akan menjadi tahun kelima berturut-turut konsumsi menurun, dengan pertumbuhan barang manufaktur dinilai belum mampu mengimbangi penurunan permintaan dari sektor properti.
Terkait dampaknya terhadap pasar global, Goldman memperkirakan dominasi China dalam produksi baja dunia akan mulai menyusut. Namun, mereka juga mencatat adanya risiko dari ekspor tidak langsung—yakni baja yang terkandung dalam produk seperti peralatan rumah tangga dan mesin—yang terus meningkat dan dapat mengurangi permintaan baja di negara lain.
Sementara itu, harga berjangka baja beton (rebar) di Shanghai turun 1,2% menjadi 3.010 yuan per ton pada pukul 10:17 pagi waktu setempat, level terendah dalam delapan bulan. Kontrak berjangka bijih besi acuan di Singapura juga turun 0,8% ke level US$97,30 per ton.
(bbn)































