Skylar Woodhouse, Bloomberg News
Bloomberg, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif sebesar 50% kepada barang-barang dari Uni Eropa. Hal ini diungkapkan oleh Trump melalui unggahan di media sosial miliknya, Jumat waktu setempat.
Trump mengatakan mengatakan tarif tinggi terhadap Uni Eropa akan berlaku mulai 1 Juni 2025 karena “negosiasi yang mereka lakukan tidak menghasilkan apa-apa” dan ia melihat Uni Eropa “sangat sulit diajak untuk bekerja sama dalam kesepakatan dagang.”
Sikap terbaru Trump ini muncul setelah Uni Eropa menawarkan proposal negosiasi perdagangan baru pada awal pekan ini. Kepala Perdagangan Uni Eropa Maros Sefcovid berencana untuk mengadakan panggilan telepon dengan Jamieson Greer, mitranya dari AS, pada hari Jumat untuk membahas negosiasi dagang, kata juru bicara Komisi Eropa sebelum postingan media sosial Trump.

Menurut beberapa sumber, kedua pihak sedang melakukan negosiasi perdagangan baru yang mencakup langkah-langkah yang mempertimbangkan kepentingan AS, termasuk hak-hak tenaga kerja internasional, standar lingkungan hidup, keamanan ekonomi, dan secara bertahap mengurangi tarif menjadi nol di kedua belah pihak untuk produk-produk pertanian yang tidak sensitif serta barang-barang industri.
Perjanjian ini juga menguraikan area-area di mana AS dan Uni Eropa dapat bekerja sama, seperti investasi bersama dan pengadaan strategis di bidang energi, kecerdasan buatan, dan konektivitas digital.
Namun ada sinyal-sinyal bahwa negosiasi tidak berjalan dengan baik. Seorang pejabat Uni Eropa menggambarkan proposal AS sebelumnya sebagai daftar permintaan yang tidak realistis dan sepihak. Sementara Uni Eropa ingin negosiasi dengan AS menghasilkan kesepakatan yang seimbang dan saling menguntungkan. Para pejabat Uni Eropa dan banyak negara anggota tetap skeptis bahwa pemerintahan Trump didorong oleh tujuan-tujuan yang sama.
Uni Eropa Sudah Siapkan Tarif Balasan
Pada Rabu (21/5/2025) pada sebuah acara Axios, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengatakan bahwa beberapa negosiasi dagang dengan Uni Eropa “tidak mungkin” dicapai.

“Sepertinya negosiasi dengan Uni Eropa sangat sulit karena, Anda tahu, Jerman ingin membuat kesepakatan, tetapi mereka tidak diizinkan [melakukan negosiasi sendiri],” ungkap Howard.
Pernyataan Howard Lutnick ini mirip dengan pernyataan yang dilontarkan Menteri Keuangan AS Scott Bessent pada pekan lalu yang menyebut blok ini menderita masalah tindakan kolektif dalam perdagangan.
Trump dalam unggahan di media sosial, mengulangi klaimnya bahwa Uni Eropa - yang didirikan mempromosikan perdamaian dan stabilitas di Eropa setelah Perang Dunia I dan II - telah “diarahkan dengan tujuan utama mengambil keuntungan dari Amerika Serikat dalam hal PERDAGANGAN."
Uni Eropa sendiri berencana untuk menyiapkan tarif balasan ke AS jika negosiasi gagal melahirkan hasil yang memuaskan. Blok perdagangan ini telah menyusun rencana untuk mengenakan tarif balasan pada US$107 miliar barang AS sebagai respons atas pungutan 25% untuk mobil dan beberapa suku cadang.
Negara-negara Eropa sepakat pada awal bulan ini untuk menunda selama 90 hari penerapan bea masuk pembalasan terhadap AS atas pungutan 25% yang diberlakukan Trump terhadap ekspor baja dan aluminium dari blok tersebut. Langkah tersebut diambil setelah Trump menurunkan tarif yang disebutnya sebagai tarif timbal balik atas sebagian besar ekspor Uni Eropa menjadi 10% dari 20% untuk jangka waktu yang sama.
(bbn)