Logo Bloomberg Technoz

Djoko juga menjelaskan perusahaan-perusahaan yang akan berinvestasi di hulu migas Indonesia terutama difokuskan untuk eksplorasi. Ada yang sudah melakukan joint study dan ada yang sudah menyelesaikan joint study.

Pekerja di anjungan minyak lepas pantai Shell Vito berlabuh di Kiewit Offshore Services./Bloomberg-Eddie Seal

Lebih lanjut, pemerintah bakal melelang 60 blok migas secara bertahap yang akan difokuskan di wilayah Indonesia Timur hingga 2028. Hal ini dikarenakan sejumlah blok migas yang ada di Indonesia Timur memiliki potensi yang lebih besar. 

“Dia potensi terbesar di daerah timur ya, [bagian] barat kan sudah jenuh ya,” ujarnya.

Akhir-akhir ini, sederet big oil atau raksasa migas global dilaporkan tertarik untuk kembali masuk ke investasi hulu migas di Indonesia, setelah beberapa tahun sebelumnya memutuskan hengkang.

TotalEnergies SE berniat kembali berinvestasi di sisi hulu migas Indonesia, setelah pada 2018 sempat hengkang di Blok Mahakam.

Raksasa migas Prancis itu dikabarkan tengah menjajaki peluang akuisisi (farm in) 25% hak partisipasi atau participating interest (PI) blok migas eksplorasi Bobara, yang kini tengah dioperasikan oleh Petroliam Nasional Berhad atau Petronas Bhd.

Dua sumber Bloomberg Technoz yang mengetahui proses farm in tersebut menyebutkan, penjajakan akuisisi bagian PI itu turut dilakukan TotalEnergies bersama dengan PT Pertamina Hulu Energi (PHE).

Tidak hanya Total, Chevron Corp juga disebut ingin kembali masuk dan mengelola aset hulu migas di Indonesia setelah berpengalaman mengelola Blok Rokan.

Kabar tersebut juga dikonfirmasi oleh Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung, yang menyebut raksasa migas Amerika Serikat (AS) itu mengincar salah satu dari 30 WK migas yang akan dilelang kementerian tahun ini.

"Salah satu pemain global [yang ikut lelang tersebut] adalah Chevron. Iya, mungkin mereka juga akan kembali, karena mereka juga cukup lama [beroperasi di Indonesia sebelumnya] dan juga punya pengalaman cukup di bidang hulu migas,” kata Yuliot, Jumat pekan lalu.

Kabar terbaru, Shell Plc juga sedang melirik peluang untuk kembali ke hulu migas Indonesia setelah hengkang dan melepas PI-nya di Blok Masela.

Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Eksplorasi dan Peningkatan Produksi Migas Nanang Abdul Manaf mengungkapkan rencana Shell itu telah disampaikan ke Tim Eksplorasi SKK Migas.

“Iya, kebetulan [niatan Shell telah] disampaikan ke Tim Eksplorasi SKK Migas. Tim SKK Migas kemudian menyampaikannya ke saya,” ujarnya kepada Bloomberg Technoz, dikutip Selasa (20/5/2025).

Nanang menyebut raksasa energi asal Eropa itu saat ini tengah memasuki tahap evaluasi minat area bersama tim SKK Migas.  “Shell cari wilayah yang kemungkinan dapat giant discovery,” ujarnya.

(mfd/wdh)

No more pages