Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memperkirakan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate bakal turun sebesar 25 basispoin (bps) dari level 5,75% ke 5,5% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Mei 2025.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan momentum untuk penurunan suku bunga pada bulan ini sudah tepat, salah satunya untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Perlu diketahui, ekonomi Indonesia tumbuh melambat di bawah 5% menjadi 4,87% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal I-2025, meski ada Ramadan dan Idulfitri.
"Kami melihat akan adanya ruang BI rate dipangkas sekali lagi ke angka 5,5%. Pasar sendiri konsensusnya ada di 5,25%. Mungkin paling cepat, kalau memang rupiahnya relatif stabil, ada ruang pemangkasan suku bunga acuan 25 bps di RDG di bulan ini," ujar Asmoro dalam Mandiri Economic Outlook Q2 2025, dikutip Selasa (20/5/2025).
Selain pertumbuhan ekonomi, Asmoro meyakini tekanan terhadap nilai tukar rupiah sudah tidak setinggi periode kuartal I-2025 lalu. Perlu diketahui, sejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan tarif resiprokal pada 2 April 2025, tekanan kuat terhadap rupiah terjadi di pasar off-shore atau non-deliverable forward (NDF). Kala itu, rupiah ambles ke level Rp17.006/US$.
Namun, saat ini, para analis dari berbagai institusi asing memperkirakan rupiah berpeluang membukukan kinerja penguatan yang signifikan pada separuh kedua tahun ini di tengah masa suram dolar AS yang diprediksi berlanjut.
Beberapa bank investasi asing yang dikenal sebagai top forecaster rupiah, di antaranya TD Securities, memperkirakan, rupiah berpotensi menguat hingga lebih dari 4% di sisa tahun ini dari posisi Jumat lalu di Rp16.440/US$. Itu berarti, rupiah potensial menuju kisaran Rp15.700-an/US$ tahun ini.
Selanjutnya, Asmoro memproyeksikan inflasi tetap rendah dan berada dalam kisaran Bank Indonesia sebesar 2,5% plus minus satu persen. Sekadar catatan, indeks harga konsumen (IHK) mengalami inflasi 1,95% (yoy) pada April 2025.
"Terakhir, saya rasa kemudian kita kisaran dari interest rate, benchmark rate terhadap dibandingkan dengan negara-negara lain juga masih relatively kompetitif," ujarnya.
Sebelumnya, BI mengaku akan mengevaluasi dan mengkaji ulang seluruh proyeksi serta bauran kebijakannya untuk menentukan suku bunga acuan atau BI Rate pada Mei 2025. Hal itu dilakukan di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat menjadi 4,87% (yoy) pada kuartal I-2025.
Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman mengatakan suku bunga acuan nantinya akan diputuskan saat melakukan evaluasi dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 20-21 Mei 2025 mendatang.
"Nanti ya untuk BI rate akan diputuskan pada saat kami melakukan evaluasi di RDG 20-21 Mei. Tentunya akan dievaluasi dan dilihat ulang seluruh proyeksi serta bauran kebijakannya," ujar Aida kepada Bloomberg Technoz, Rabu (7/5/2025).
Sampai Senin (19/5/2025) pada siang hari, hasil survei Bloomberg terhadap 26 institusi tentang BI rate dalam keputusan RDG pekan ini menghasilkan angka median 5,50%. Itu berarti, mayoritas ekonom memperkirakan BI akan memangkas bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan Mei ini menjadi 5,50%.
(lav)