Bagaimanapun, dia belum dapat mengelaborasi target-target yang disasar Antam melalui perluasan lini bisnis ke segmen perhiasan tersebut.
Sejauh ini, perseroan baru melakukan analisis dan kajian internal, serta studi kelayakan atau feasibility study (FS) terhadap rencana bisnis tersebut.
“Namun, untuk target tahun ini memang kami belum bisa tetapkan dan ini juga masih melalui proses perencanaan program kerja yang nantinya kita juga mesti selaraskan dengan baik lagi. Jadi untuk target-target titelnya mungkin untuk tahun ini belum bisa disampaikan,” kata Arianto.
Antam pada 6 Mei 2025 melansir keterbukaan informasi yang memaparkan rencana perseroan untuk memulai unit usaha baru di lini perhiasan.
Keputusan tersebut selaras dengan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2025—2029 untuk mengoptimasi diversifikasi dan ekspansi penjualan emas perseroan ke segmen ritel.
Pada tahun ini, Antam menargetkan penjualan emas sebesar 40 ton yang salah satunya diharapkan dapat ditopang oleh penjualan produk di luar produk standar logam mulia.
“Melalui pengembangan bidang industri, yaitu industri barang perhiasan, custom product, dan barang lainnya dari logam mulia akan menjadi pilihan variasi produk logam mulia yang mengedepankan kualitas serta jaminan buyback,” papar perseroan.
Antam pun memproyeksikan penjualan terus naik setelah proses penambahan unit usaha baru tersebut.
Adapun, nilai penjualan setelah dilaksanakannya unit usaha baru yang ditargetkan pada 2025 adalah Rp571 miliar, 2026 senilai Rp657 miliar, 2027 Rp755,99 miliar, 2028 Rp869,98 miliar, dan 2029 Rp1 triliun.
(wdh)