Kepanikan itu kini telah mereda, dengan ekuitas AS kembali ke valuasi mereka sebelum pengumuman tarif pada 2 April. Kenaikan bullion juga didorong oleh permintaan spekulatif di China dan pembelian oleh bank sentral.
Hari Rabu, emas turun pasca bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga dan Gubernur Jerome Powell mengatakan pihaknya tidak terburu-buru untuk memangkas di tengah ketidakpastian perang dagang.
Powell memperingatkan bahwa agenda tarif Trump meningkatkan risiko inflasi yang lebih tinggi, selain juga perlambatan pertumbuhan. Meski demikian, ia menambahkan, The Fed dapat mempertahankan kebijakannya sampai para pejabat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang ke mana arah ekonomi.
“Dampaknya pada inflasi bisa jadi berumur pendek, mencerminkan pergeseran satu kali pada tingkat harga,” kata Powell. Namun, “ada kemungkinan juga bahwa efek inflasi bisa menjadi lebih persisten.” Kepastian perdagangan apa pun harus datang dari Gedung Putih, kata Powell.
Dolar terdorong lebih tinggi setelah komentarnya, membuat emas batangan lebih mahal bagi sebagian besar pembeli.
Kemungkinan penurunan suku bunga yang lebih sedikit juga negatif untuk emas karena tidak menawarkan bunga, sehingga menjadi relatif lebih menarik dalam suasana suku bunga lebih rendah.
Para trader masih bertaruh pada setidaknya tiga kali penurunan suku bunga di sisa tahun 2025, dengan sebagian besar pasar melihat penurunan kemungkinan terjadi pada bulan Juli.
Harga emas spot turun 0,7% menjadi US$3.340,02 per ons pada pukul 10:51 pagi di London. Indeks Spot Dolar Bloomberg naik tipis setelah naik 0,5% pada hari Rabu. Perak sedikit berubah, sementara paladium turun.
(bbn)




























