Sementara di AS, tepat 1 Mei 2025 lalu Tools for Humanity memperkenalkan Worldcoin dengan teknologi scan bola mata. Startup yang didirikan oleh Sam Altman ini berencana untuk meluncurkan ribuan perangkat pemindai bola mata Orb, dengan target enam kota, termasuk San Francisco, Los Angeles dan Atlanta, dilansir dari Bloomberg News, Senin (5/5/2025).
Dua tahun lalu proyek ini diujicoba secara terbatas dengan maksud biometric atau scan atas setiap mata manusia dapat membuat identitas kredensial digital. Pada saat yang sama isu keamanan data juga telah menjadi kontroversi.
Scan dilakukan oleh perangkat orb atau “bola” namun berdimensi lebih besar dan berwarna perak. “Bola” - untuk men-scan iris mata seseorang dan memiliki pola unik pada setiap manusia seperti halnya sidik jari, lantas menjadikannya WorldID (bukti kepemilikan).
Proyek Ambisius Sam Altman Berikutnya: Worldcoin
Pada gilirannya, WorldID menjadi sebuah cara untuk memverifikasi identitas manusia di berbagai layanan online tanpa mengungkapkan nama atau data pribadi lainnya. Sedangkan Worldcoin juga merupakan nama mata uang kripto dan dipakai untuk memberi penghargaan kepada orang-orang yang men-scan bola mata mereka atau yang mendukung proyek ini.
Ekspansi WorldID dan Worldcoin berupa hasil pengumpulan data informasi diklaim dienkripsi dan tidak menyimpan data pribadi. Adrian Ludwig, Chief Architect Tools for Humanity bilang, pihaknya telah bertemu dengan para regulator di Amerika Serikat - tanpa menyebutkan regulator yang mana - menjelang ekspansi yang direncanakan.
Dalam pernyataan terbaru Alex Blania co-founder (bersama Sam Altman) dan CEO Tools for Humanity menyampaikan, Orb adalah tools terbaik guna memverifikasi identitas seseorang dan membuktikan bahwa seseorang benar-benar manusia di saat kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang memalsukan identitas semakin meyakinkan.
Klaim Tools for Humanity sudah lebih dari 12 juta orang menggunakan perangkat Orb untuk memverifikasi identitas mereka di berbagai negara termasuk Filipina, Portugal, dan Thailand. Namun layanan ini mendapat pengawasan ketat di beberapa negara seperti Korea Selatan, Hong Kong, dan Kenya.
(prc/wep)

































