Logo Bloomberg Technoz

Kemudian, kabar terkait peluncuran koin milik keluarga Trump beberapa hari pasca pelantikannya. Kekecewaan investor tidak lepas dari kekhawatiran atas potensi konflik kepentingan. Liu menduga inilah kontribusi pelengkap pasar kripto bergeser menjadi ‘bearish’.

Tren pergerakan 100 hari Bitcoin sejak pelantikan presiden AS Donald Trump. (CoinDesk/MarketWatch)

Janji politik pencadangan strategis (Strategic Bitcoin  Reserve) juga menghadapi tantangan besar, di samping adanya dilema soal reserve yang bersumber dari kepemilikan Bitcoin yang disita oleh pemerintah federal.

Hingga pukul 14.50 waktu Indonesia, Rabu, Bitcoin mencatatkan pelemahan 0,3% ke level US$94.656,8 namun 15% lebih tinggi dibandingkan posisi yang sama bulan Maret 2025.

Tercatat sepanjang tahun 2025 Bitcoin hanya bertumbuh 1,22%. Harga paling tinggi Bitcoin sempat menyentuh rekor US$109.225 dengan kejatuhan terdalam terjadi 7 April lalu di US$74.500.

Namun sepanjang bulan April data Bloomberg mencatat kenaikan Bitcoin mampu melampaui emas dan saham-saham bidang teknologi. Usai keputusan “Liberation Day” indeks Nasdaq melemah 0,2% dengan Bloomberg Dollar Index merosot sekitar 4%.

Hal yang menghidupkan kembali perdebatan mengenai apakah mata uang kripto terbesar ini berfungsi sebagai perlindungan dari gejolak pasar seperti perselisihan yang dipicu oleh kenaikan tarif AS.

Reaksi awal terhadap tarif tersebut membuat Bitcoin bergerak lebih rendah bersama aset-aset berisiko, yang mencerminkan penurunan tajam dalam ekuitas AS.

Topi bertuliskan Make Bitcoin Great Agian. (Bloomberg)

Lantas, Bitcoin segera berbalik arah, menguat tajam karena imbal hasil Treasury bertenor panjang naik dan investor mencari perlindungan dari risiko kebijakan yang meningkat, dilansir dari Bloomberg News.

Meningkatnya kekhawatiran atas independensi Federal Reserve dan kredibilitas kebijakan ekonomi AS telah membuat para investor mencari perlindungan di Franc Swiss, Euro, Emas, dan akhirnya mengalir ke Bitcoin.

Masa Depan Bitcoin

Bitcoin mencoba menapaki area US$95.000 dengan tren penguatan terbatas pasca produk ETF Bitcoin membukukan inflow terbesar sejak Desember lalu. 12 ETF Bitcoin yang diperdagangkan di bursa berhasil menarik lebih dari US$3 miliar sepanjang pekan lalu, dilansir dari SoSoValue.

Situasi ini mencerminkan pulihnya kepercayaan investor dan adopsi Bitcoin secara mainstream, terang  analis Ajaib, Panji Yudha. Disamping itu, kabar penyelesaian negosiasi tarif Trump turut memunculkan optimisme baru di pasar.

“ ETF Bitcoin, yang melacak harga Bitcoin, sering dianggap sebagai barometer sentimen pasar terhadap kripto. Arus masuk dana yang besar menunjukkan optimisme terhadap masa depan Bitcoin di tengah ketidakpastian geopolitik,” jelas dia.

“Penguatan Bitcoin juga diiringi pembalikan tren dari penurunan sebelumnya, di mana harga BTC sempat menyentuh US$75.000 pada 7 April. Dalam tujuh hari terakhir, Bitcoin melonjak 8% dan mencapai US$95.500, level tertinggi sejak Februari lalu.”

(prc/wep)

No more pages