Sri Mulyani Ungkap 'Tumbal' Perang Dagang: Ekonomi Dunia Melemah
Dovana Hasiana
30 April 2025 14:10

Bloomberg Technoz, Jakarta - Situasi dunia sedang sangat tidak pasti, di mana risiko terbesar saat ini adalah perang dagang. Korban dari perang dagang ini risiko perlambatan ekonomi global.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengumumkan tarif bea masuk resiprokal yang lebih tinggi. Bukan tidak mungkin berbagai negara akan melakukan aksi balas dendam, yang menciptakan perang dagang dalam skala global.
Sejauh ini, baru China yang mengumumkan kebijakan retalisasi atau balas dendam. Negeri Tirai Bambu ikut menerapkan tarif tinggi terhadap produk impor asal Negeri Paman Sam.
"Langkah AS dengan tarif resiprokal dan tarif retaliliasi oleh RRT (Republik Rakyat Tiongkok/China) menimbulkan korban. Korban pertama adalah economic growth melemah," tegas Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Rabu (30/1/2025).
Dana Moneter Internasional (IMF), lanjut Sri Mulyani, awalnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun ini di 3,2%. Namun kini direvisi ke bawa menjadi 2,8%.