Logo Bloomberg Technoz

Namun, Washington dan Kyiv masih menyelesaikan sejumlah isu hukum, termasuk memastikan isi teks perjanjian tidak bertentangan dengan peluang Ukraina untuk bergabung ke Uni Eropa, ungkap sumber yang berbicara dalam kondisi anonim karena sensitifnya pembahasan tersebut.

Departemen Keuangan AS belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar.

Sebelumnya pada April, pejabat AS dan Ukraina telah menandatangani nota kesepahaman dan terus merampungkan rincian teknis perjanjian tersebut. Dalam kesepakatan ini, AS akan mendapat hak pertama atas keuntungan yang dialihkan ke dalam dana investasi rekonstruksi khusus, yang akan berada di bawah kendali Washington. Upaya sebelumnya untuk merampungkan kesepakatan ini sempat gagal awal tahun ini setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy bersitegang dengan Trump dan Wakil Presiden JD Vance dalam pertemuan di Oval Office.

Kedua pihak akhirnya berhasil mengatasi hambatan utama pekan lalu, ketika mereka sepakat bahwa bantuan AS yang telah diberikan kepada Kyiv tidak akan dimasukkan dalam perhitungan kemitraan ekonomi masa depan antara kedua negara. Hal ini disampaikan oleh Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal pada Minggu.

Dorongan untuk merealisasikan kesepakatan mineral antara AS dan Ukraina muncul di tengah upaya Gedung Putih untuk membujuk Rusia agar mengakhiri perang yang telah berlangsung selama tiga tahun. Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin terus mengajukan tuntutan maksimal, termasuk keinginan untuk menguasai empat wilayah Ukraina yang bahkan belum sepenuhnya diduduki, demikian dilaporkan Bloomberg News sebelumnya.

Leavitt menegaskan kembali bahwa Trump merasa frustrasi karena sulitnya kedua belah pihak—baik Ukraina maupun Rusia—mencapai kesepakatan damai. Namun, ia tetap optimistis.

“Dia masih percaya bahwa kesepakatan ini bisa terwujud,” ujarnya.

(bbn)

No more pages