Selain itu, pengembangan PLTS Terapung Saguling juga disinyalir mampu meningkatkan produksi listrik dari tenaga surya di Indonesia hingga sekitar 13%.
Adapun PLTS Terapung Saguling akan menggunakan 1,69% total luas permukaan waduk Saguling, di Jawa Barat. Rencanannya, produksi listrik dari pembangkit surya ini akan disalurkan lewat interkoneksi 150 Kilovot (kV) ke sistem kelistrikan Jawa, Madura dan Bali.
“Saya ingin mengajak semua pihak untuk terus memperkuat kolaborasi, terus berinovasi, dan menjaga semangat optimisme dalam perjalanan kita menuju masa depan energi yang bersih,” kata Airlangga.
Dalam kesempatan tersebut, Duta Besar Prancis Untuk Indonesia Fabien Penone yang turut menyaksikan penandatanganan investasi juga menyampaikan Prancis hingga kini secara aktif terus mendukung transisi energi di Indonesia melalui JETP.
Pembiayaan yang dilakukan oleh lembaga keuangan pembangunan Prancis PROPARCO untuk PLTS Terapung Saguling menunjukkan komitmen untuk mengembangkan energi terbarukan yang inovatif di Indonesia.
Selain itu, Duta Besar Inggris Untuk Indonesia Dominic Jermey juga menyampaikan bahwa proses transisi energi yang saat ini dilakukan Indonesia terus menunjukkan perkembangan.
Sebagai informasi, Pemerintah Kanada, Denmark, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Norwegia, dan Uni Eropa membentuk IPG yang berkomitmen untuk mendukung JETP Indonesia melalui pendanaan pembangunan.
Selanjutnya, IPG tersebut bekerja sama dengan GFANZ yang merupakan koalisi global di mana terdiri dari lembaga-lembaga keuangan terkemuka.
Pada awal tahun 2025, Jerman mengambilalih kepemimpinan IPG di JETP Indonesia bersama Jepang.
Melalui kelompok kerja yang dibentuk oleh GFANZ, lembaga keuangan terkemuka seperti Standard Chartered, berkomitmen untuk memobilisasi pendanaan swasta dan memfasilitasi investasi guna mendukung transisi energi Indonesia bersama dengan IPG.
(naw)
































