Arah Bauran Kebijakan BI: Intervensi Rupiah hingga Penguatan QRIS
Dovana Hasiana
23 April 2025 16:59

Bloomberg Technoz, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memaparkan setidaknya terdapat lima arah bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran. Hal ini dilakukan untuk menjaga stabilitas dalam rangka memperkuat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Pertama, penguatan strategi stabilisasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang sesuai dengan fundamental terutama melalui intervensi transaksi Non-Deliverable Forward (NDF) di pasar luar negeri serta transaksi spot dan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) di pasar domestik.
BI mencatat tekanan kuat terhadap nilai tukar rupiah terjadi di pasar offshore atau NDF pada saat libur panjang pasar domestik dalam rangka Idulfitri 1446 Hijriah akibat kebijakan tarif resiprokal AS. BI pada 7 April 2025 melakukan intervensi di pasar offshore NDF secara berkesinambungan di pasar Asia, Eropa, dan New York untuk stabilisasi nilai tukar rupiah dari tingginya tekanan global.
"Respons kebijakan ini memberikan hasil positif, tecermin dari perkembangan rupiah yang terkendali dan menguat menjadi Rp16.855 per dolar AS pada 22 April 2025, dibandingkan dengan level Rp16.865 per dolar AS pada hari pertama pembukaan pasar domestik pascalibur tanggal 8 April 2025," ujar ujar Perry dalam konferensi pers, Rabu (23/4/2025).
Strategi tersebut juga disertai dengan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder untuk menjaga stabilitas pasar keuangan dan kecukupan likuiditas di perbankan. Sekadar catatan, hingga 22 April 2025, BI telah membeli SBN sebesar Rp80,98 triliun, yaitu melalui pasar sekunder sebesar Rp54,98 triliun dan pasar primer dalam bentuk Surat Perbendaharaan Negara (SPN), termasuk syariah, sebesar Rp26, triliun.






























