Hosianna menilai, selama harga komoditas ekspor stabil dan rupiah terkendali, potensi surplus masih bisa dipertahankan. Namun tekanan diperkirakan dapat meningkat tanpa penguatan hilirisasi, diversifikasi ekspor, dan pengendalian impor.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan barang Indonesia surplus US$4,33 miliar, atau naik US$1,23 miliar secara bulanan. dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 59 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Pada 9 April 2025, Trump mengumumkan menunda tarif tinggi pada puluhan mitra dagang AS selama 90 hari. Pengecualian, bea masuk untuk China meningkat menjadi 125%. Dalam perkembangannya, AS kembali menambah tarif impor barang-barang dari China hingga 245%. Kenaikan tarif ini dilakukan sebagai respons AS terhadap pembalasan dari Negara Tirai Bambu tersebut.
(lav)
































