Logo Bloomberg Technoz

Cari Mitra

Menurut dia, pemerintah bakal mencari mitra baru pengganti konsorsium LGES tersebut. Hanya saja, dia enggan berkomentar banyak ihwal potensi mitra baru untuk IBC pada Proyek Titan.

“Pasti ada nanti [penggantinya],” kata dia.

Hengkangnya LGES dari proyek yang dikenal dengan kode Proyek Titan itu diumumkan perusahaan asal Korea Selatan tersebut pada Jumat (18/4/2025), mengutip alasan “perubahan kondisi pasar” sebagai faktor utama di balik keputusan mereka.

“Setelah mempertimbangkan dengan saksama lanskap pasar EV global yang terus berkembang, kami telah memutuskan bahwa proyek khusus ini tidak lagi sejalan dengan prioritas strategis kami,” ujar juru bicara LGES melalui pernyataan resmi, dikutip Senin (21/4/2025). 

Meski mundur dari Proyek Titan, LG Energy Solution mengklarifikasi bahwa operasi mereka yang ada di Indonesia akan terus berlanjut tanpa terpengaruh.

Proyek Omega, atau pabrik baterai Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power, usaha patungan dengan Hyundai Motor Group yang didirikan pada tahun 2022, dipastikan akan mempertahankan jadwal produksinya.

"Komitmen kami terhadap Indonesia tetap kuat melalui operasi kami yang mapan," kata juru bicara LG. "Kami mengambil pendekatan yang lebih selektif terhadap investasi di lingkungan pasar saat ini, dengan berfokus pada fasilitas dengan potensi produksi langsung daripada proyek pengembangan jangka panjang."

Kabar hengkangnya LGES dari Proyek Titan juga dikonfirmasi oleh Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo saat ditemui medio pekan lalu, dalam wawancara dengan beberapa media pada Kamis (17/4/2025).

Untuk diketahui, Proyek Titan merupakan salah satu dari lima megaproyek baterai EV yang ada di Indonesia, selain Dragon, Omega, BESS, dan Volt.

Proyek Titan digadang-gadang bakal menjadi fasilitas produksi baterai EV terintegrasi yang akan menjadi jembatan Indonesia sebagai pemain besar dalam rantai pasok baterai global.

Proyek ini pada mulanya dirancang untuk melibatkan konsorsium Korea Selatan yang terdiri dari LGES, LG Chem, LX International, dan mitra lainnya dengan komitmen investasi sekitar 11 triliun won atau setara US$7,7 miliar.

Namun, dalam perkembangannya, Proyek Titan kerap diterpa isu negosiasi yang alot dengan pihak LGES. 

Dilaporkan Bloomberg Technoz sejak awal Februari 2023, rencana MIND ID mengembangkan fasilitas produksi baterai EV bersama LGES memang sudah terendus terancam batal.

Pembentukan perusahaan patungan LG dengan holding BUMN baterai, yang saat itu masih bernama Indonesia Battery Corporation (IBC), masih penuh tanda tanya sejak September 2022.

Menurut Direktur Utama MIND ID saat itu, Hendi Prio Santoso, kelanjutan dari pengembangan ekosistem baterai EV dengan LGES masih belum jelas lantaran negosiasi antara kedua belah pihak mandek.

LGES bahkan menyerahkan kembali negosiasi kepada rekanan konsorsium Zhejiang Huayou Cobalt Co  lantaran menemukan aspek yang kurang pada proyek Titan tersebut.

"Kami dapat informasi dari Antam bahwa LG itu masih belum jelas statusnya, tetapi LG mendorong anggota konsorsiumnya Huayou [Zhejiang Huayou Cobalt] untuk melanjutkan diskusi dan negosiasi," kata Hendi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, menjawab pertanyaan Sugeng Suparwoto dari Partai NasDem, Senin (6/2/2023).

Hendi saat itu menyebut perwakilan Antam sudah bernegosiasi dengan pihak Zhejiang Huayou Cobalt. Namun, negosiasi itu juga tak berjalan mulus lantaran MIND ID menilai perusahaan tersebut bukan mitra bisnis yang tepat untuk Antam.

(naw/wdh)

No more pages