Bloomberg Technoz, Jakarta - Paskah merupakan momen penting dalam kalender umat Kristiani, memperingati kebangkitan Yesus Kristus pada hari ketiga setelah penyaliban. Namun, di balik makna religiusnya, Paskah juga dikenal dengan simbol-simbol unik seperti telur dan kelinci yang telah melekat dalam budaya populer.
Mengapa hal itu begitu identik dengan perayaan Paskah?
Tradisi Paskah yang dikenal saat ini tak lepas dari pengaruh berbagai kebudayaan, baik religius maupun pagan. Kelinci, misalnya, telah lama dianggap sebagai simbol kesuburan dan kehidupan baru.
Dilansir dari berbagai sumber, hewan ini dikenal memiliki tingkat reproduksi yang tinggi, sehingga dijadikan lambang pembaruan dan kelahiran kembali, tema yang sejalan dengan makna kebangkitan dalam Paskah.
Sementara menurut laporan History, tradisi kelinci Paskah pertama kali hadir di Amerika pada 1700-an oleh imigran Jerman yang menetap di Pennsylvania. Mereka membawa tradisi tentang kelinci bertelur yang disebut Oschter Haws.
Anak-anak mereka membuat sarang di mana kelinci bisa bertelur dengan warna-warni. Kebiasaan tersebut kemudian menyebar ke seluruh AS dan pengiriman kelinci Paskah diperluas dengan memasukkan cokelat, permen, dan hadiah lainnya. Keranjang hias kemudian dibuat untuk menggantikan sarang.
Selain itu, anak-anak sering meninggalkan wortel untuk kelinci jika dia lapar karena melompat-lompat. Sejak itu, kelinci pun menjadi simbol Paskah yang dikenal di seluruh dunia.
Adapun telur, sejak zaman kuno telah melambangkan kehidupan baru. Dalam konteks Paskah, telur paskar mewakili kubur kosong Yesus kristus dan kehidupan yang bangkit.
Dalam kaitan itu, tradisi menghias dan membagikan telur menjadi bagian penting dalam perayaan. Di berbagai negara, kegiatan perburuan telur Paskah bahkan menjadi acara keluarga yang dinanti-nantikan.
Tradisi Paskah bagi umat Kristiani biasanya dimulai dengan mencari telur paskah pada subuh hari Minggu. Di sejumlah daerah, ziarah ke makam juga dilakukan pada pagi hari karena hari Minggu adalah hari ketiga setelah Jumat Agung dan merupakan hari kebangkitan. Hari di mana Maria berkunjung ke makam Yesus dan tak melihat Yesus ada di makamnya.
Dalam perkembangan lain, Jefferson Ramalho, kandidat doktor dalam bidang Sejarah di Universitas Campinas, menyatakan bahwa dari perspektif sejarah, mustahil untuk memastikan asal usul kaitan kelinci dan telur Paskah.
Dia menambahkan bahwa yang dapat dipastikan adalah adanya beberapa versi yang valid, yang dikisahkan oleh berbagai bangsa dan budaya.
"Bagi kami para sejarawan, hal terpenting bukanlah mengidentifikasi 'kisah sebenarnya', namun menguraikan makna yang dikaitkan dengan simbol-simbol ini dan gagasan yang ingin disampaikannya," katanya seperti dikutip dari BBC.
Menurut Gereja Katolik, simbol Paskah yang sesungguhnya adalah lilin Paskah, lilin putih besar yang mewakili kebangkitan Yesus. Lilin ini dihiasi huruf Alfa dan Omega, simbol bahwa Kristus adalah awal dan akhir.
"Simbol Paskah yang paling agung adalah terang Kristus. Terang hari Minggu Paskah kontras dengan kegelapan hari Jumat Agung. Apa yang tadinya menyakitkan dan menyedihkan diubah menjadi kekuatan dan sukacita," kata teolog Isidoro Mazzarolo.
Di Indonesia sendiri umat Kristiani merayakan Paskah dalam rangkaian Tri Hari Suci, yang meliputi Kamis Putih, Jumat Agung, dan Minggu Paskah. Perayaan ini lebih berfokus pada aspek spiritual dan liturgi gereja, namun tak sedikit pula yang mulai mengenal simbol-simbol populer seperti telur hias atau kelinci dari pengaruh budaya global.
(mfd/del)