Logo Bloomberg Technoz

Cerita Startup Ofo China yang Bangkrut dan Dilema Overvaluation

Pramesti Regita Cindy
18 April 2025 07:00

Ilustrasi pilihan investasi di perusahaan startup. (Bloomberg Technoz/Arie Pratama)
Ilustrasi pilihan investasi di perusahaan startup. (Bloomberg Technoz/Arie Pratama)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kasus eFishery selama beberapa waktu terakhir kian menjadi sorotan lantaran statusnya yang sempat meraih unicorn, tetapi kini menghadapi tuduhan serius terkait manipulasi laporan keuangan. Aksi memoles, yang belakangan diakui oleh pendiri eFishery, Gibran Huzaifah, menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor dan pelaku industri startup di Indonesia.

Banyak pihak menilai bahwa metode penilaian atas valuasi -nilai suatu aset, investasi, atau perusahaan secara objektif dan sistematis- startup yang dibandingkan model bisnis berkelanjutan, masih belum mencerminkan kondisi perusahaan yang sebenarnya (overvaluation).

Menariknya, kasus serupa juga pernah terjadi di China, melalui fenomena berbagi sepeda. Dua nama besar yang menjadi pionir dalam gelombang revolusi transportasi ini adalah Ofo dan Mobike.


Berawal dari solusi sederhana atas kemacetan dan polusi di kota-kota besar, keduanya tumbuh menjadi perusahaan rintisan bernilai miliaran dolar AS. Namun, di balik pertumbuhan pesat itu, tersimpan dinamika bisnis yang akhirnya menyeret keduanya ke jurang kejatuhan.

Cerita Ofo dan Mobike Lahir

Ide berbagi sepeda muncul dari pengalaman pribadi Dai Wei, mahasiswa Universitas Peking, yang frustrasi karena sepeda pribadinya sering hilang. Dari keinginan sederhana untuk menciptakan solusi praktis bagi mahasiswa, lahirlah Ofo pada 2014.