Prancis akan menjadi anggota pertama dari G-7 yang melakukan langkah tersebut. Negara-negara seperti Inggris dan Amerika Serikat secara resmi mendukung solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina, tetapi hanya setelah negosiasi antara kedua pihak.
“Saya telah membuat posisi saya sangat jelas,” kata Macron dalam sebuah pernyataan setelah panggilan telepon tersebut. Dia mengatakan kepada Netanyahu bahwa “kepentingan keamanan Israel dan semua orang di wilayah ini” adalah yang terpenting, dan bahwa itu adalah “prioritas mutlak” bagi Hamas untuk melakukan demiliterisasi dan membebaskan semua sandera yang mereka tahan.
Dalam sebuah posting di X minggu lalu, Macron mengatakan bahwa Prancis menginginkan “negara Palestina tanpa Hamas.”
Warga Palestina berharap suatu hari nanti bisa mendirikan negara sendiri yang mencakup wilayah Gaza dan Tepi Barat, yang saat ini dihuni lebih dari 5 juta orang.
Selama puluhan tahun, perdamaian internasional selalu didasarkan pada ide bahwa Palestina akan mendapatkan wilayahnya sendiri. Wilayah-wilayah ini diambil alih oleh Israel dalam perang Enam Hari pada tahun 1967. Namun, pembicaraan besar terakhir terhenti sejak tahun 2014.
Koalisi Netanyahu yang berkuasa, yang paling berhaluan kanan dalam sejarah Israel, dengan tegas menentang negara Palestina. Survei juga menunjukkan bahwa mayoritas warga Israel tidak setuju dengan ide tersebut.
Penolakan dalam negeri semakin menguat sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menjadi pemicu perang di Gaza. Dalam serangan tersebut, kelompok yang didukung Iran itu menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 lainnya. Sejak Israel melancarkan serangan balasan, lebih dari 51.000 orang dilaporkan tewas menurut data Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas.
Pada Juli tahun lalu, parlemen Israel atau Knesset mengesahkan resolusi yang menolak pembentukan negara Palestina, dengan alasan bahwa negara semacam itu bisa menjadi basis kelompok teror. Resolusi ini didukung oleh 68 dari 120 anggota parlemen.
Sekitar 75% dari anggota PBB saat ini telah mengakui negara Palestina. Tahun lalu, Spanyol, Norwegia, dan Irlandia mengambil langkah tersebut, yang memicu Israel menarik pulang duta besarnya dari ketiga negara tersebut.
(bbn)