China memerintahkan maskapai penerbangan untuk tidak menerima pengiriman pesawat Boeing Co lebih lanjut, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut. Langkah ini menandai aksi balasan terbaru dari Beijing terhadap keputusan Trump untuk menaikkan tarif bea masuk hingga setinggi 145% terhadap barang-barang asal China.
Presiden AS mengkritik China dalam sebuah unggahan di media sosial pada Selasa sebelumnya, dengan mengatakan bahwa pemerintah China “baru saja membatalkan kesepakatan besar dengan Boeing” yang ditandatangani selama masa pemerintahan pertamanya.
Pemerintahan Trump telah menyatakan bahwa mereka sedang bernegosiasi dengan puluhan mitra dagang lainnya untuk menurunkan hambatan perdagangan sebagai imbalan atas keringanan terhadap tarif yang lebih tinggi yang diberlakukan oleh presiden AS. Tarif tersebut dihentikan sementara selama 90 hari mulai 10 April guna memberi waktu bagi proses negosiasi.
Trump sedang mempertimbangkan sedikitnya 15 proposal dari negara-negara lain dan telah menyampaikan dengan jelas kepada tim perdagangannya bahwa “ia ingin secara pribadi menyetujui semua kesepakatan ini,” kata Leavitt.
“Ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Kami sangat memahami hal itu, tetapi kami yakin bahwa kami dapat mengumumkan beberapa kesepakatan dalam waktu dekat,” tambah sekretaris pers tersebut, tanpa menyebutkan negara mana yang hampir mencapai kesepakatan.
Namun hingga saat ini, AS dan China belum terlibat dalam pembicaraan tingkat tinggi, dengan kedua negara saling melontarkan hinaan dan terus menaikkan tarif. China mengumumkan pada hari Jumat bahwa mereka akan memberlakukan tarif sebesar 125% atas semua barang asal AS mulai 12 April, sebagai eskalasi terbaru yang dimulai pada 2 April ketika Trump memberlakukan bea masuk sebesar 34% terhadap impor dari China.
Presiden AS terus menaikkan tarif tersebut setiap kali China mengumumkan langkah balasan. Gedung Putih juga bersikeras bahwa China harus terlebih dahulu menghubungi mereka untuk memulai negosiasi, sementara Beijing menyatakan bahwa mereka belum memahami secara jelas apa yang sebenarnya dituntut oleh AS.
(bbn)
