Dan untuk pertama kalinya dalam empat tahun, posisi nomor satu penyumbang sampah plastik terbesar di Indonesia diambil alih oleh WINGS Group, menggusur posisi langganan lama, Danone-Aqua.
Berikut 5 Perusahaan Induk Terbesar Penyumbang Sampah Terbesar

1. WINGS Group
Sungai watch telah menemukan sampel 52.600 item produk Wings yang telah dilakukan audit dari 60 berbagai merek. Rincian 5 produk penyumbang sampah terbesar di antara lain produk minuman gelas Ale-ale 5.491 items, Milku PET Susu, 5.400 items, Kecap Sedap Saset bumbu, 4.914 items, mie instant Mie Sedap, 3.918 items, perlengkapan kebersihan, Mama Saset, 3.426 items.
86% kemasan WINGS adalah saset sekali pakai—jenis kemasan yang saat ini tidak dapat didaur ulang di Indonesia. Merek seperti Mie Sedaap, Mama, Milku, Kecap Sedaap, hingga Nuvo dan So Klin masuk dalam daftar panjang kontributor polusi plastik oleh WINGS.
Produk utama penyumbang:
• Milku (PET) – 5.400 item
• Kecap Sedaap (Saset) – 4.914 item
• Mie Sedaap (Saset) – 3.918 item
• Mama (Saset) – 3.426 item
2. Danone
Sungai watch telah menemukan sampel Danone 39.480 item yang telah dilakukan audit dari 4 berbagai merek. Rincian 5 produk penyumbang sampah terbesar di antara lain produk air mineral Aqua PET 23.904 item, Aqua Gelas 10.910 item, Aqua HOPE, 1.621 item, Mizone PET 1.110 item, VIT Gelas, Air Mineral, 786 item.
Walau mengklaim inovasi lewat “Aqua Cube” (botol PET 220ml), nyatanya kemasan gelas Aqua masih banyak ditemukan di lapangan, dan audit membuktikan Aqua tetap jadi penyumbang sampah nomor satu. Bahkan harga Aqua Cup kini naik, dengan volume yang justru lebih kecil.
Fakta menarik:
• Aqua Cup (220ml) dijual Rp1.000
• Aqua Cube (220ml) dijual Rp2.000
Lebih mahal, lebih banyak plastik, lebih sulit didaur ulang.
3. Indofood
Sungai watch telah menemukan sampel Indofood 34.043 item yang telah dilakukan audit dari 49 berbagai merek. Rincian 5 produk penyumbang sampah terbesar di antara lain produk tetra pak susu, Indomilk, 11.868 item, Indomilk HDPE susu, 7.963 item, Indomie Saset, Mie Instant, 1.928 item, Milkuat HDPE Susu, 1.367 items, Indomilk Saset Susu, 1.092 item.
4. Unilever
Sungai watch telah menemukan sampel Unilever 32.372 item yang telah dilakukan audit dari 29 berbagai merek. Rincian 5 produk penyumbang sampah terbesar di antara lain produk pepsodent perawatan mulut, 9.715 item, pembersih rumah tangga, Sunlight 3.148 item, Buavita tetra pak minuman, 2.511 item, Close Up, perawatan mulut 1.887 item, Rinso Saset deterjen, 1.586 item.
5. Mayora
Sungai watch telah menemukan sampel Mayora 30.209 item yang telah dilakukan audit dari 37 berbagai merek. Rincian 5 produk penyumbang sampah terbesar di antara lain produk Teh Pucuk, 12.099 item, Le Minerale 6.956 item, Kopi Kap 2.511 item, camilan Roma saset 847 item, Energen saset, 713 item.
Saat kelima perusahaan diminta tanggapan, pihak Wings mengaku yang disebut perusahaan penyumbang sampah plastik terbesar mengklaim kalau sudah mengeluarkan banyak kampanye untuk mengurangi sampah plastik.
Menurut perwakilan Yayasan WINGS Peduli, Sheila Kansil, kampanye yang dilakukan adalah dengan melakukan kolaborasi untuk pengelolaan sampah, pihaknya telah meluncurkan kampanye pengelolaan sampah bernama #PilahDariSekarang di tahun 2023.
"Untuk mengajak masyarakat mengelola sampah dari rumah dan terlibat dalam proses daur ulang sampah melalui fasilitas pengelolaan sampah terdekat," kata Sheila kepada Bloomberg Technoz, melalui keterangan tertulis, dikutip Kamis (27/3).
Melalui kampanye #PilahDariSekarang, Sheila mengatakan telah melakukan beberapa program di antaranya; edukasi pemilahan sampah, pendampingan bank sampah, hingga pengelolaan sampah berbasis komunitas.
Di sisi lain, pihak Mayora juga buka suara soal perusahaannya menjadi penyumbang sampah plastik nomor lima. Pihak Mayora yang tidak ingin disebutkan namanya ini menegaskan bahwa sudah memiliki program pengolahan daur ulang botol produknya sejak 2021.
Ia mempertanyakan organisasi Sungai Watch bagaimana cara teknik mengambil data sehingga mengklaim Mayora menjadi perusahaan penyumbang sampah plastik terbesar.
"Mayora juga sudah memiliki pengolahan botol PET. Nah, itu recycle PET, sebagian kita pakai untuk dijadikan sepatu, ada yang dijadikan untuk sebagian besar, sebagian besar itu kan botol PET untuk didaur ulang," kata pihak Mayora kepada Bloomberg Technoz, Kamis (27/3).
"Saat kita Teh pucuk udah mulai kencang, udah mulai menjadi nomor satu,kita sudah mulai menikmati itu.Gimana untuk recycle (daur ulang) botolnya? Makanya memang sudah berani untuk yang galon, karena kita sudah punya pabrik sendiri,dan kapasitas yang besar tinggal, makanya kita ya enggak masalah. Kita sudah punya recycle-nya, kita produksinya, dan kemudian ya sudah kita tinggal ke pengepul, bekerja sama-sama LSM-LSM," ujarnya.
(dec/spt)