AS menyumbang 29% pendapatan untuk Sony yang berbasis di Tokyo dan 37% penjualan untuk Nintendo yang berbasis di Kyoto, katanya.
Pasar sangat penting bagi kedua perusahaan: konsumen AS mendorong tren global, dan rekomendasi dari mulut ke mulut meningkatkan permintaan produk hiburan.
Kenaikan harga sebesar 30% pada Switch 2 Nintendo bergantung pada tarif 80% hingga 90% yang dikenakan pada impor AS, menurut skenario dasar Bloomberg Intelligence, kata Naidu.
"Tetap saja, Nintendo mungkin menahan diri untuk tidak menaikkan harga karena dapat menggunakan penangguhan tarif selama 90 hari untuk lebih memperkuat persediaan AS-nya."
Mitra Nintendo, Hosiden Corp., telah berkomitmen untuk hampir semua produksi Vietnam sejak awal tahun ini ke pasar AS, yang menunjukkan upaya penimbunan sudah berlangsung.
Pembuat PC, juga, menghabiskan kuartal pertama tahun ini untuk mempercepat pengiriman ke AS guna mengantisipasi potensi tarif.
Bahkan dengan jeda tiga bulan dari pemerintahan Donald Trump pada tarif yang paling berat — kecuali untuk China — masih ada pungutan tetap sebesar 10% yang sekarang dikenakan AS pada setiap barang yang masuk dari luar negeri.
Saham Nintendo anjlok 5,4% dan saham Sony anjlok 9,4% di Tokyo pada hari Jumat, menambah minggu yang bergejolak setelah sehari sebelumnya kedua perusahaan mencatat kenaikan dua digit.
Pergerakan harga saham yang tidak merata mencerminkan ketidakpastian tentang tarif yang diajukan oleh Trump, termasuk pertanyaan tentang pengecualian yang mungkin diperoleh negara-negara seperti Jepang.
Perwakilan dari Nintendo menolak berkomentar. Seorang juru bicara Sony tidak menanggapi permintaan komentar.
Bagi Nintendo, kurun 90 hari tersebut memperjelas gambaran seputar peluncuran Switch 2 pada 5 Juni dan menyediakan waktu untuk mengirimkan jutaan unit lagi ke AS dari Vietnam.
Meski begitu, perusahaan tersebut belum membuka prapemesanan di AS, yang ditunda tanpa batas waktu untuk menilai pengumuman tarif Washington.
Jika Sony atau Nintendo harus menaikkan harga di AS secara signifikan, akan ada tekanan untuk menyesuaikan perubahan di pasar global, kata Naidu.
Masa depan Nintendo bergantung pada keberhasilan konsol Switch 2 mendatang, karena konsol tersebut akan segera menjadi platform utama untuk menghadirkan banyak waralaba dan karakter gim populernya.
Sony mungkin akan merasa lebih sulit untuk mempertahankan penjualan PS5 yang lebih mahal, yang kini berusia lebih dari empat tahun.
Pembuat Xbox, Microsoft Corp, mungkin akan mengalami masa-masa yang lebih mudah dari ketiganya, kata Naidu, karena tidak terlalu bergantung pada mitra produksi yang dikenakan pungutan AS yang lebih tinggi.
(bbn)