Aset lain yang juga menjadi buruan utama para pemodal global yang berupaya menyelamatkan isi keranjang investasinya, adalah surat utang terbitan pemerintah terutama US Treasury, surat utang Pemerintah AS.
Kurva imbal hasil Treasury membentuk pola bullish steepening di mana yield 2Y terpangkas hingga 17,6 basis poin (bps) jelang siang ini di Asia, menyentuh 3,508%.
Begitu juga tenor 3Y, 5Y serta 7Y yang imbal hasilnya turun lebih dari 10 bps. Sedangkan tenor acuan UST-10Y turun 10,7 bps kini di 3,921%.
Analis memperkirakan, imbal hasil UST-10Y potensial menyentuh level 3% pada akhir tahun ini seiring dengan makin buruknya tensi perang dagang yang mungkin akan memaksa Federal Reserve, bank sentral AS, memangkas bunga acuan lebih awal ketimbang perkiraan.
"Kami memajukan proyeksi kami untuk pemangkasan bunga acuan The Fed dari Juli menjadi Juni. Kami memproyeksikan FOMC The Fed akan memangkas bunga acuan pada setiap pertemuan sampai Mei 2026," kata Oscar Munoz, Ahli Strategi , TD Securities, dilansir dari Bloomberg News.
Perekonomian AS menghadapi potensi resesi dengan probabilitas mencapai 50%. Tidak terlalu berbeda dengan prediksi yang sudah keluar sebelumnya dari berbagai bank investasi besar.
Bukan hanya surat utang Pemerintah AS yang banyak diburu para pemodal. Surat utang Pemerintah Jepang, JGB, juga diserbu oleh para investor.
Yield JGB-7Y terpangkas 10,8 bps pagi ini di level 0,846%. Sedangkan tenor 10Y turun 6,3 bps kini di 1,102%. Adapun tenor pendek 2Y turun 3,5 bps jadi 0,585%.
Di Australia, pemodal juga menyerbu surat utang pemerintah. Yield ACGB tenor 2Y turun 8,4 bps menyentuh 3,311%. Sedangkan yield benchmark 10Y turun 5,5 bps di 4,158%.
Para investor juga menyerbu surat utang Pemerintah Korea Selatan. Yield KTB-3Y bahkan terpangkas 20,3 bps pagi ini menyentuh 2,418%. Sementara yield 10Y turun 5,2 bps jadi 2,652%.
Profit taking emas
Emas tadinya menjadi salah satu aset safe haven yang jadi perburuan utama para investor yang nilai aset ekuitasnya longsor tak terkendali.
Namun, sejak guncangan pada pekan lalu, emas yang sempat memecah rekor harga tertinggi sepanjang masa pada Kamis lalu, kini mulai terkena aksi profit taking.
Harga emas tergerus 0,6% pada pembukaan pasar Asia pagi ini di level US$ 3.020 per troy ounce.
Harga emas bahkan sempat menyentuh level di bawah US$ 3.000 di awal transaksi pagi tadi. Kini, harga emas bertahan di kisaran US$ 3.029 per troy ounce.
Pelemahan harga emas pagi ini diduga sebagai aksi profit taking terutama bagi para investor yang sudah menimbun emas dalam empat tahun terakhir.
Harga emas yang sudah naik 18% sepanjang tahun ini ke level rekor penutupan tertinggi di US$ 3.134 per troy ounce, direalisasikan keuntungannya mengimbangi longsor harga aset-aset lain yang membuat rapor portofolio investor merah merona.
Hal tersebut mirip dengan kejadian kala pandemi lima tahun lalu. Di awal-awal pandemi merebak, harga emas sempat melemah akan tetapi langsung reli panjang hingga memecah rekor tertinggi baru ketika bank sentral memulai pemangkasan bunga acuan.
"Momentum kenaikan harga emas lebih tinggi lagi masih ada, tapi terkadang perlu waktu hingga harga emas menembus batas US$ 3.200 atau bahkan US$ 3.300 per troy ounce," jelas Lionel Priyadi dan Muhammad Haikal dari Mega Capital, dalam catatannya.
(rui)

































