Surplus perdagangan Thailand dengan AS mencapai 45 miliar dollar AS tahun lalu, menurut Kantor Perwakilan Dagang AS. Negara ini mengadopsi strategi menunggu dan melihat menjelang pengumuman tarif dan berjanji untuk meningkatkan impor produk energi dan makanan untuk memangkas surplus perdagangan. AS adalah pasar ekspor terbesar Thailand dengan produk elektronik, mesin, dan produk pertanian yang menduduki peringkat teratas dalam daftar barang.
Tarif 36% lebih tinggi dari yang diperkirakan oleh para pelaku bisnis Thailand, kata Ketua Kamar Dagang Thailand Poj Aramwattananont, yang mendesak pemerintah untuk melakukan negosiasi yang cepat. Kelompok bisnis ini tidak mengharapkan AS untuk mengenakan tarif lebih dari 25% pada barang-barang Thailand, katanya.
“Jangan panik karena negara-negara lain juga menghadapi tarif yang lebih tinggi,” kata Poj. “AS juga akan terkena dampaknya karena mereka masih belum bisa memproduksi untuk menggantikan impor dengan cukup cepat,” katanya.
(bbn)































