Logo Bloomberg Technoz

Kemenlu Minta Australia dan China Cari 17 WNI di Samudera Hindia

Fransisco Rosarians Enga Geken
19 May 2023 17:20

Ilustrasi kapal penangkap ikan. (Veejay Villafranca/Bloomberg)
Ilustrasi kapal penangkap ikan. (Veejay Villafranca/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pemerintah menerima informasi dari Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok atau China di Jakarta tentang hilangnya kapal penangkap ikan, Lu Peng Yuan Yu 028 pada 16 Mei lalu. Kapal berbendera China tersebut hilang kontak saat berada di tengah Samudera Hindia.

Berdasarkan informasi yang sama, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) pun mendapatkan data ada 39 orang yang berada di dalam kapal tersebut. Mereka terdiri dari 17 orang warga negara China, 5 orang warga negara Filipina, dan 17 orang warga negara Indonesia (WNI).

Dalam siaran pers Kemenlu, pemerintah telah meminta Badan SAR Nasional (Basarnas) melakukan penjejakan pancaran sinyal EPIRB (emergency positional indicator radio beacon) lokasi EPIRB Lu Peng Yuan Yu 028 yang benar berada di Samudera Hindia. Hal ini membuat Basarnas langsung berkomunikasi dengan AMSA Australia. 

Ilustrasi kapal penangkap ikan. (Veejay Villafranca/Bloomberg)

AMSA Australia pun kabarnya telah mengerahkan sejumlah armada SAR ke titik lokasi; baik pesawat atau pun kapal. Mereka juga berkomunikasi dengan seluruh kapal niaga yang tercatat melintas di sekitar lokasi terakhir Kapal Lu Peng Yuan Yu 028.

Kemenlu menerima informasi dari AMSA, kondisi kapal berbendera China tersebut sudah dalam keadaan terbalik. Mereka pun tengah melakukan operasi pencarian dan penyelamatan awak kapal.