Lebih dari 1.600 orang tewas setelah gempa berkekuatan 7,7 skala Richter, gempa terbesar di Myanmar dalam satu abad, mengguncang negara itu pada Jumat (28/3/2025).
Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mengatakan kemungkinan tertinggi adalah lebih dari 10.000 orang mungkin telah meninggal dan memperingatkan bahwa perkiraan kerugian ekonomi dapat melebihi produk domestik bruto Myanmar.
Gencatan senjata sementara dapat mempermudah upaya penyelamatan di Myanmar, yang telah berada di bawah kendali junta militer sejak 2021, meskipun pembangunan kembali setelah gempa mungkin menjadi rumit karena perang saudara yang telah berlangsung lama.
NUG, yang terdiri dari sekutu pemimpin yang digulingkan Aung San Suu Kyi dan yang mengendalikan Pasukan Pertahanan Rakyat, mengatakan telah mengalokasikan US$1 juta pada awalnya untuk operasi penyelamatan darurat dan medis di seluruh negeri, khususnya di wilayah yang dikelola NUG.
“Kami menyerukan kepada semua kelompok etnis dan warga negara untuk secara aktif bekerja sama dengan NUG dan pasukan revolusioner dalam memberikan bantuan darurat dan penyelamatan komprehensif kepada para korban gempa,” katanya.
Di ibu kota administratif Naypyidaw, bandara internasional telah diperbaiki agar penerbangan bantuan dapat mendarat, menurut Kementerian Informasi.
Lima pesawat dari India telah tiba, termasuk unit Rumah Sakit Lapangan Angkatan Darat India yang beranggotakan 118 orang yang sedang dalam perjalanan ke Mandalay, katanya.
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa OCHA Myanmar mengalokasikan dana awal sebesar $5 juta untuk bantuan di Myanmar dan mereka bergerak untuk mendukung upaya tanggap darurat.
Di negara tetangga Thailand, tim penyelamat masih mencari orang-orang yang hilang dari gedung tinggi yang runtuh yang sedang dibangun di Bangkok, di mana 10 orang telah dipastikan tewas, menurut Pemerintah Metropolitan Bangkok.
BMA mengatakan 17 orang tewas dalam gempa di Bangkok, sementara lebih dari 80 orang hilang.
Bantuan asing telah diberikan oleh China, Israel, dan AS, kata Gubernur Bangkok Chadchart Sittipunt.
Penyelidikan sedang dilakukan terhadap gedung 30 lantai yang runtuh, dan para pejabat akan melaporkan temuan mereka dalam waktu seminggu, kata Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra pada hari Sabtu.
(bbn)































