Logo Bloomberg Technoz

Israel kembali melancarkan perangnya di Gaza setelah menolak untuk memasuki tahap kedua dari kesepakatan gencatan senjata yang telah ditandatanganinya dengan Hamas pada Januari lalu.

Tahap II mengharuskan Israel menarik pasukannya dari Gaza—syarat yang disetujuinya dalam kesepakatan yang dimediasi oleh Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat (AS). Bahkan selama tahap I, yang mulai berlaku pada 19 Januari dan menyaksikan pembebasan tahanan sebagai ganti atas warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel, Israel telah membunuh lebih dari 150 warga Palestina di Gaza.

Menurut kantor media Gaza, jumlah korban tewas yang dikonfirmasi belum termasuk lebih dari 11.000 orang yang hilang dan diduga tewas. Sebuah studi yang terbit Juli lalu di jurnal Lancet mengatakan dampak akumulatif dari perang Israel di Gaza bisa berarti jumlah korban tewas sebenarnya bisa mencapai lebih dari 186.000 orang.

Para analis mengatakan, Israel telah berulang kali mengklaim bahwa serangannya secara hati-hati menargetkan anggota Hamas, tetapi jumlah warga sipil yang terbunuh menunjukkan cerita yang berbeda.

"Israel telah membuat klaim-klaim tak berdasar semacam ini selama 17 bulan terakhir, yang sama sekali tidak didukung oleh bukti-bukti di lapangan," kata Omar Rahman, peneliti di Middle East Council on Global Affairs, kepada Al Jazeera.

"Jika ada, bukti-bukti tersebut sering kali menunjukkan adanya kesengajaan untuk menargetkan warga sipil dan infrastruktur sipil, yang menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa anak-anak."

(ros)

No more pages