Kementerian Keuangan AS menolak memberikan komentar terkait situasi ini.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina, sanksi terhadap Moskow telah menjadi titik panas dalam hubungan antara Washington dan sekutu Eropa Kyiv, terutama setelah Presiden Donald Trump mendorong penyelesaian konflik. Presiden Rusia Vladimir Putin menuntut pencabutan pembatasan perdagangan sebagai syarat gencatan senjata, namun negara-negara Eropa menegaskan bahwa mereka belum siap untuk melakukan hal tersebut.
Trump sendiri telah menyatakan kesiapannya untuk memperketat sanksi terhadap Rusia jika Moskow tidak menunjukkan keseriusan dalam perundingan damai. Namun, menurut pejabat Eropa, hingga kini belum ada tanda-tanda persiapan untuk langkah tersebut, dan masih belum jelas apa saja tindakan yang dilakukan AS untuk menangani pelanggaran terhadap sanksi yang ada.
Meski demikian, awal bulan ini pemerintahan Trump memperketat pembatasan dengan membiarkan lisensi pembayaran energi ke beberapa bank Rusia berakhir. Selain itu, AS juga menarik diri dari gugus tugas KleptoCapture pada Februari lalu—sebuah inisiatif yang sebelumnya dibentuk oleh pemerintahan Biden untuk menegakkan sanksi terhadap Rusia.
Sementara itu, AS justru meningkatkan sanksi di wilayah lain, terutama terhadap Iran. Pada Kamis lalu, Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi terhadap kilang minyak China yang dituduh menerima pasokan minyak dari Iran.
AS telah menegaskan bahwa sanksi terhadap Rusia akan tetap diberlakukan selama perang masih berlangsung, dan saat ini belum ada rencana untuk melonggarkan kebijakan tersebut. Namun, menurut pejabat Eropa, kemungkinan pencabutan sebagian sanksi akan menjadi bagian dari kesepakatan damai di masa depan.
Sejak 2022, AS dan sekutunya membentuk berbagai kelompok kerja serta gugus tugas untuk mengoordinasikan penegakan sanksi terhadap Rusia. Fokus utama mereka adalah membatasi akses Moskow terhadap teknologi dan komponen penting untuk persenjataan di medan perang. Mereka juga menaruh perhatian khusus pada jalur perdagangan melalui negara ketiga, seperti Uni Emirat Arab dan India, yang sering dimanfaatkan Rusia.
Upaya tersebut mencakup langkah-langkah bersama, sanksi terhadap perusahaan di negara ketiga yang membantu Rusia, serta tekanan diplomatik agar negara-negara tersebut menutup jalur perdagangan yang dimanfaatkan Moskow. Hingga saat ini, Inggris, Uni Eropa, dan sekutu G7 lainnya terus berkoordinasi untuk memperkuat penegakan sanksi terhadap Rusia.
(bbn)




























