“Untuk strategi investasi ini, balik ke preference risiko investor, untuk yang risk taker, mereka masih oke untuk pegang saham karena valuasi saham yang saat ini sedang murah,” kata Andrey.
Sementara bagi para traders atau investor dengan horizon investasi pendek, memperbanyak posisi cash selama libur panjang, biasanya jadi pilihan demi mengurangi risiko ketidakpastian di market selama masa liburan, kata Andrey.
Pengamat Pasar Modal sekaligus Guru Besar UI Budi Frensidy menyarankan para investor tetap berinvestasi sedikit demi sedikit menyasar ke saham-saham berkinerja apik sesuai laporan keuangan 2024.
Emiten saham-saham yang akan memberikan dividen juga bisa ditimbang untuk dikoleksi saat ini menyusul valuasi yang sudah rendah.
“Silakan masuk sedikit sedikit untuk saham-saham yang laporan keuangan tahun 2024-nya lebih baik daripada tahun 2023 dan akan memberikan dividen dan DPR [Dividend Payout Ratio] besar,” kata Budi kepada Bloomberg Technoz, Rabu (19/3/2025).
Selain menambah posisi di saham-saham pemberi dividen tinggi, investor juga bisa menimbang mengalihkan investasinya ke surat berharga negara (SBN).
Tingkat imbal hasil investasi alias yield SBN saat ini sudah cukup tinggi. Tenor 10 tahun misalnya, sudah di kisaran 7,05%.
“Jika bisa dapat yield SBN 10 tahun yang sudah di 7,14% per-annum [setiap tahun] juga oke untuk sebagian dana, sisanya tetap sebagai cash untuk jaga-jaga,” katanya
Berdasarkan data pasar, IHSG hari ini kembali rebound dari posisi anjlok kemarin.
IHSG pada Sesi I siang ini ditutup naik sebanyak 61,08 poin atau 0,98% di posisi 6.284,47 usai sebelumnya menyentuh titik terendah di posisi 6.076,08 kemarin.
(fik/rui)

































