IHSG sudah terkoreksi sejak awal perdagangan pagi tadi. langsung melemah sesaat setelah pembukaan hingga posisi terendahnya mencapai 6.170 pada perdagangan Selasa (18/3/2025).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG mencatat penurunan terdalam nomor satu di Asia dan juga ASEAN.
Koreksi tajam IHSG terjadi di tengah sentimen net sell investor asing yang sangat masif di pasar saham mencapai Rp24 triliun di sepanjang tahun. Dan belum ada tanda pembalikan ke arah positif.
Analis Mirae Asset Sekuritas memaparkan, dalam 2 hari ke depan akan ada BI Rate dan Fed Rate, sehingga pelaku pasar memilih untuk keluar sementara dari pasar.
“Sementara pekan depan, perdagangan akan lebih sepi, karena menjelang libur Hari Raya Idul Fitri. Bursa akan libur selama 7 hari (28 Maret – 7 April),” mengutip riset Mirae Asset, Selasa.
IHSG juga didorong oleh kejatuhan harga saham kapitalisasi besar seperti saham DCII mencapai 20% dan jadi pemberat 38,46 poin bagi IHSG.
Tercatat saham-saham unggulan Big Caps mengalami penurunan dengan nilai cukup besar pada perdagangan hari ini:
- Saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) ambles 20% ke Rp115.800/saham. Total transaksi Rp2,38 miliar
- Saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) ambles 19,55% ke Rp5.350/saham. Total transaksi Rp153 miliar
- Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) ambles 13,54% ke Rp4.950/saham. Total transaksi Rp125 miliar
- Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) ambles 5,98 ke Rp4.400/saham. Total transaksi Rp812 miliar
(fad)
































