Terbebani Sentimen Royalti Minerba
Dalamnya penurunan saham INCO ditengarai oleh munculnya sentimen royalti tambang mineral dan batu bara (minerba).
Seperti diketahui, dalam konsultasi publik yang digelar pada Sabtu (8/3/2025), pemerintah mengusulkan kenaikan tarif royalti untuk sejumlah komoditas seperti nikel, tembaga, dan emas. Tarif royalti dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) untuk batu bara juga akan mengalami penyesuaian.
Berdasarkan rancangan kebijakan tersebut, tarif royalti untuk batu bara dengan izin usaha pertambangan (IUP) dan perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B) akan meningkat 1 basis poin untuk batu bara dengan kalori kurang dari 4.200 kcal/kg dan kalori antara 4.200–5.200 kcal/kg ketika Harga Batubara Acuan (HBA) mencapai US$90 per ton atau lebih.
Namun, khusus untuk PKP2B, penerimaan hasil tambang (PHT) untuk kategori yang sama justru mengalami penurunan 1 persen poin.
Sementara itu, bagi perusahaan yang beroperasi dengan skema izin usaha pertambangan khusus (IUPK), pemerintah akan menyesuaikan rentang tarif royalti serta tarif Pajak Penghasilan Badan (PPh) dari 22% menjadi sesuai dengan ketentuan pajak yang berlaku.
"Kenaikan tarif royalti pada sektor mineral juga dapat berdampak pada emiten seperti Vale Indonesia (INCO), Trimegah Bangun Persada (NCKL), Aneka Tambang (ANTM), Bumi Resources Minerals (BRMS), dan Amman Mineral Internasional (AMMN)," seperti dikutip dari riset ringkas analis Stockbit Hendriko Gani.
Penyebab Lain
Adapun saham-saham barang baku lainnya juga jadi pendorong pelemahan IHSG, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) drop 5,56% dan saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga terjebak di zona merah dengan penurunan 5,22%, hingga saham PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) drop 5,16% point-to-point.
Sementara indeks saham LQ45 yang berisikan saham-saham unggulan juga ikut melemah dan menetap di zona merah, dengan kehilangan 10,59 poin atau drop 1,41% ke posisi 739,99.
Saham-saham unggulan LQ45 yang juga bergerak pada teritori negatif dan menyeret IHSG di zona merah antara lain, saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) terpeleset 6,03%, saham PT Indah Kiat Pulp and Paper Corp Tbk (INKP) ambles 4,17%. Saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) drop 3,51%, dan saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juta drop 3,31%.
Menyusul amblesnya harga saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) yang terjungkal 2,68%, saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA) yang terdepresiasi 2,28% dan saham PT Vale Indonesia Tbk (ASII) melemah 2,04%.
Mencermati indeks secara regional, kinerja Bursa Asia hari ini bergerak bervariasi. Indeks Hang Seng Hong Kong drop 1,69%, SETI Thailand ambles 1,23%, CSI 300 China terpeleset 0,61%, FTSE Straits Times Singapura melemah 0,26%, TOPIX Jepang merah 0,22%, Ho Chi Minh Stock Vietnam terbang 0,58%, NIKKEI 225 menguat 0,47%, dan S&P/ASX 200 Australia bertambah 0,18%.
(fad)

































