Selain itu, pemerintah juga menggelontorkan berbagai insentif untuk masyarakat, seperti insentif diskon pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 6% untuk tiket pesawat kelas ekonomi yang diproyeksikan akan menurunkan harga tiket pesawat 13%-14%, diskon tarif tol, bantuan pangan dan sebagainya.
“Waktu Nataru 10% saja tidak membuat lompatan terlalu tinggi. Biasanya Nataru langsung [naik] inflasinya. Ini cuma hampir datar waktu Desember yang lalu,” ujarnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan deflasi 0,09% secara tahun ke tahun (year-on-year/yoy) pada Februari 2025, yang merupakan pertama dalam hampir 25 tahun, bukan karena penurunan daya beli masyarakat.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan komponen inti secara tahunan - yang selalu dikaitkan dengan kondisi daya beli - masih mengalami inflasi 2,48% (yoy) dan memberikan andil inflasi terbesar yakni 1,58%.
Menurutnya, fenomena deflasi selama dua bulan beruntun ini lebih dipengaruhi oleh kebijakan diskon tarif listrik 50% kepada pelanggan hingga 2.200 VA.
"Deflasi ini bukan karena penurunan daya beli. Namun karena pengaruh dari diskon tarif listrik yang memberikan andil deflasi dua bulan berturut-turut karena kebijakan pemerintah melalui diskon tarif listrik 50%," ujar Amalia dalam konferensi pers, Senin (3/3/2025).
Adapun, kebijakan diskon tarif listrik 50% kepada pelanggan hingga 2.200 VA kemudian menyebabkan deflasi pada komponen harga diatur pemerintah 9,02% (yoy) dan memberikan andil inflasi 1,77%.
Selain itu, komponen harga bergejolak juga masih mengalami inflasi 0,56% (yoy) dan memberikan andil inflasi 0,1% pada Februari 2025. Adapun komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah cabai rawit, bawang putih, kangkung dan bawang merah.
BPS mencatat deflasi tahunan pada Februari 2025 merupakan yang pertama dalam hampir 25 tahun. Amalia mengatakan Indonesia terakhir kali mengalami deflasi secara tahunan pada Maret 2000, yakni 1,1% (yoy). Saat itu, komoditas penyumbang deflasi adalah kelompok bahan makanan.
"Terakhir menurut catatan BPS, deflasi pernah terjadi pada Maret 2000 dan disumbang dominasi kelompok bahan makanan," ujarnya.
(ain)