“Bursa juga tidak pada posisi untuk mengintervensi itu karena memang tidak boleh dilakukan. Yang dilakukan oleh bursa adalah menjamin peraturan atau perdagangan yang teratur, wajar dan efisien itu berjalan,” kata Jeffrey dikantornya, Jumat (28/2/2025).
Fluktuasi pasar saham, lanjut Jeffrey, fluktuasi harga saham merupakan mekanisme pasar yang umum terjadi di bursa saham manapun.
“Berdasarkan pengalaman yang sudah kita lalui bersama, dalam segala kondisi pasar, di situ ada peluang. Jadi silahkan para investor melakukan analisis, kemudian mengambil keputusan yang baik, dan memanfaatkan segala peluang yang ada di pasar,” ujarnya.
Shifting ke China
Awal pekan ini, Morgan Stanley menurunkan peringkat saham MSCI Indonesia dari equal weight menjadi underweight. Sebaliknya, MSCI China justru naik dari underweight ke equal weight.
Mengacu Bloomberg, penurunan rekomendasi itu dilatarbelakangi oleh penilaian bahwa tingkat return on equity saham-saham di bursa domestik menunjukkan momentum penurunan terutama karena memburuknya lingkungan pertumbuhan domestik.
Indikator ekonomi Indonesia terkini menunjukkan kurangnya momentum pertumbuhan dan alasan utamanya adalah siklus belanja modal di Indonesia yang 'jauh lebih lemah', menurut Ahli Strategi Morgan Stanley Jonathan Garner.
"Investasi terhadap PDB bergerak sideways sepanjang tahun 2025, berkisar 29% PDB dibandingkan rata-rata 32% pada periode sebelum pandemi Covid-19. Hal itu kemungkinan berarti berkurangnya penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan pendapatan," jelas Garner.
Morgan Stanley memperingatkan agar investor tetap berhati-hati terhadap prospek pembalikan jangka pendek dan secara umum lebih memilih eksposur di pasar lain di ASEAN.
(dhf)