Logo Bloomberg Technoz

Bagi rupiah, tekanannya lebih banyak lagi. Arus keluar modal asing dari pasar saham terus berlanjut dan selama pekan ini saja sudah mencapai US$ 446,3 juta atau sekitar Rp7,34 triliun dengan kurs dolar AS saat ini. Kejatuhan IHSG ke level terlemah sejak Pandemi Covid-19, turut menekan harga surat utang negara dalam perdagangan kemarin.

Kombinasi faktor eksternal dan domestik akan membuat rupiah hari ini berpeluang menjebol level terlemah baru. Membaca sinyal di pasar offshore yang buruk, di mana rupiah NDF ambles hingga 1,15% ke level Rp16.578/US$ pada penutupan pasar global dini hari tadi, peluang bagi rupiah spot hari ini sepertinya tipis untuk melawan.

Pagi ini, pada pembukaan pasar Asia, rupiah bergerak di kisaran Rp16.561/US$, level yang cukup jauh dengan posisi penutupan rupiah spot kemarin di Rp16.450/US$.

Dengan kata lain, rupiah spot hari ini memiliki kemungkinan besar untuk menjebol level terlemah saat Pandemi Covid-19 di kisaran Rp16.500-an per dolar AS. Pada 23 Maret 2020, rupiah spot ditutup di level Rp16.575/US$, terlemah setidaknya selama era Reformasi sejak 1998 silam.

Pada Jumat pagi, sebagian mata uang Asia juga bergerak lemah dipimpin oleh ringgit yang tergerus nilainya 0,59% terhadap dolar AS. Lalu, won Korsel melemah 0,44%, baht juga tertekan 0,43%.

Sementara yen masih menguat 0,115, dolar Singapura 0,06%, yuan offshore 0,05% dan dolar Hong Kong 0,01%.

Analisis teknikal

Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melanjutkan tren pelemahan hari ini menuju Rp16.480/US$ yang menjadi level support terdekat usai break support psikologis. Level pelemahan selanjutnya akan tertahan di Rp16.500/US$.

Apabila kembali tembus dua leve support tersebut, rupiah berpotensi melemah lebih jauh menuju level Rp16.550/US$ sebagai support terkuat.

Mencermati berbagai sentimen, rupiah masih ada potensi untuk melanjutkan tren pelemahan, support menarik dicermati ada pada level Rp16.600/US$ sebagai support paling krusial.

Jika nilai rupiah terjadi penguatan, resistance amat menarik dicermati pada level Rp16.400/US$ dan selanjutnya Rp16.350/US$ sebagai resistance potensial.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Jumat 28 Februari 2025 (Riset Bloomberg Technoz)

Intervensi BI

Bank Indonesia kemungkinan akan langsung berjaga di pasar sejak pembukaan, mengantisipasi sentimen risk-off yang diperkirakan akan membesar sejurus dengan kenaikan demand terhadap dolar AS di seluruh pasar.

Pada perdagangan Kamis ketika rupiah tersudut hingga menyentuh Rp16.453/US$, BI berjaga di pasar mengintervensi pelemahan melalui strategi triple intervention, yaitu mengguyur dolar AS di pasar spot, lalu NDF domestik (DNDF) juga intervensi di pasar surat utang negara (SBN).

"Kami selalu berada di pasar dengan triple intervention untuk menjaga kepercayaan pasar," kata Edi Susianto, Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia, dilansir dari Bloomberg.

BI memiliki cadangan devisa yang cukup melimpah. Pada akhir Januari, nilai cadev yang diumumkan oleh bank sentral mencapai US$ 156,1 miliar. Angka itu naik US$ 400 juta dibanding posisi akhir tahun dan menjadi nilai cadangan devisa terbesar dalam data yang tercatat sejauh ini.

(rui)

No more pages