Sedangkan saham-saham yang melemah dan menjadi top losers antara lain saham PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL) yang jatuh 24,7%, saham PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) ambruk 13,8%, dan saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) drop 13,2%.
Pada tutup perdagangan hari Ini, IHSG memimpin pelemahan dengan ambles mencapai 2,41%, disusul oleh SETI (Thailand) drop 2,38%, dan NIKKEI 225 (Tokyo) jatuh sedalam 1,39%.
Kemudian, Hang Seng (Hong Kong), Weighted Index (Taiwan), CSI 300 (China), KLCI (Malaysia), Shenzhen Comp. (China), Shanghai Composite (China), Kospi (Korea Selatan), PSEI (Filipina), Topix (Jepang), Straits Time (Singapura), dan Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), yang ambles masing-masing mencapai 1,32%, 1,19%, 1,11%, 1,02%, 0,82%, 0,80%, 0,57%, 0,52%, 0,43%, 0,30%, dan 0,11%.
Tariff Trump Jadi Sebab
Melemahnya sejumlah Bursa Saham Asia dan IHSG imbas kebijakan terbaru Presiden AS Donald Trump yang mengeluarkan memorandum yang memerintahkan Komite Pemerintah untuk membatasi investasi China di sektor teknologi, energi, dan industri strategis lainnya di AS.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Pemerintah AS juga meminta Meksiko untuk memberlakukan tarif terhadap impor dari China. Trump menyatakan bahwa tarif impor terhadap kedua negara tersebut akan diberlakukan mulai bulan depan.
“Tarif ini akan tetap berjalan sesuai waktu dan jadwalnya,” kata Trump.
Dalam pernyataannya, Trump juga membahas rencananya untuk menerapkan tarif tersebut secara lebih luas. Saat ini, Departemen Perdagangan AS tengah menghitung besaran tarif yang akan dikenakan kepada negara lain, termasuk hambatan non-tarif terhadap impor AS.
Sejak memulai masa jabatan keduanya, Trump bergerak cepat dalam menerapkan kebijakan perdagangan agresif.
Dengan berbagai kebijakan baru ini, langkah Pemerintahan Trump dalam periode keduanya semakin agresif terhadap Beijing dan dapat memperumit upaya negosiasi untuk mengurangi surplus perdagangan China terhadap AS.
Ditambah lagi, ketegangan geopolitik juga meningkat di kawasan Timur Tengah. Pemerintah AS memberlakukan pembatasan baru terhadap pialang, kapal, dan individu yang dituduh terlibat dalam pengiriman ilegal minyak mentah Iran.
Kebijakan Trump Pengaruhi Ekonomi AS
Tim Research Phillip Sekuritas dalam risetnya memaparkan, sejumlah rilis yang memperlihatkan Ekonomi AS mungkin akan melambat dan inflasi sulit turun karena konsumen dan dunia usaha khawatir atas kebijakan Presiden AS Donald Trump.
Data dari S&P Global menunjukkan bahwa aktivitas usaha di AS hampir terhenti, dengan pertumbuhan yang melambat ke level terendah dalam 17 bulan terakhir, tertekan oleh kontraksi tak terduga pada aktivitas di sektor jasa AS.
“Data lain memperlihatkan bahwa konsumen AS bersiap-siap menghadapi inflasi yang lebih tinggi karena potensi tarif yang dapat menaikkan harga untuk semua jenis impor,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Kekhawatiran dari implementasi kebijakan tarif oleh Trump kembali meningkat seiring dengan perkiraan beberapa rilis data ekonomi yang lebih rendah pada Selasa. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk ketidakpastian ekonomi, inflasi yang masih menjadi perhatian, serta dinamika pasar tenaga kerja yang dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat dalam melakukan konsumsi.
(fad/ain)




























