Keputusan tersebut bisa memberi dorongan bagi Perdana Menteri (PM) Anthony Albanese yang sedang mengincar masa jabatan kedua dalam Pemilu yang akan diadakan pada 17 Mei.
Partai Buruh yang berkuasa tertinggal dari koalisi oposisi Liberal-Nasional dalam jajak pendapat, di mana isu biaya hidup dan perumahan menjadi salah satu perhatian utama para pemilih.
"RBA jarang sekali memotong atau menaikkan suku bunga secara tunggal. Biasanya mereka melakukannya secara berkelompok," kata Callam Pickering, ekonom di situs lowongan kerja global, Indeed Inc. "Kami yakin penurunan suku bunga kedua mungkin akan dilakukan pada Mei atau Juli. Namun, RBA akan bersikap hati-hati."
Gubernur Michele Bullock kemungkinan akan menjelaskan prospek tersebut saat ia mengadakan konferensi pers pascapertemuan pada pukul 15.30 waktu Sydney.
Keputusan RBA ini muncul karena kebijakan Presiden Donald Trump — mulai dari tarif hingga pemotongan pajak dan pembatasan imigrasi — menambah ketidakpastian pada prospek global yang sudah suram. Para ekonom mengatakan kebijakan Trump berpotensi memicu inflasi AS.
Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan data inflasi terbaru menunjukkan bahwa bank sentral masih memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.
Para ekonom dalam survei Bloomberg memperkirakan dua kali penurunan suku bunga lagi tahun ini — serupa dengan perkiraan pasar pada suku bunga acuan yang akan berakhir pada 2025 sebesar 3,6%. Hal ini menunjukkan siklus pelonggaran akan cukup dangkal mengingat suku bunga Australia tidak perlu terlalu jauh ke arah netral.
Dalam pembaruan triwulanan perkiraan ekonomi, RBA memangkas estimasi inflasi inti pada Juni 2025 menjadi 2,7% dari 3%. RBA mengantisipasi rata-rata inflasi yang dipangkas akan tetap di 2,7% hingga Juni 2027, berarti akan gagal mencapai titik tengah target.
"Perkiraan yang dipublikasikan hari ini menunjukkan bahwa jika kebijakan moneter dilonggarkan terlalu banyak dan terlalu cepat, disinflasi bisa terhenti," kata dewan RBA dalam pernyataannya.
Ada tanda-tanda tentatif bahwa ekonomi Australia meningkat dalam tiga bulan terakhir tahun 2024 dan momentum ini telah dipertahankan pada tahun baru, disumbang oleh belanja konsumen. Pasar tenaga kerja juga tetap menjadi titik terang.
Dalam prakiraan terbarunya, RBA menurunkan angka tertinggi tingkat pengangguran menjadi 4,2% dari 4,5%. Para ekonom memprediksi data pada Kamis (20/2/2025) akan menunjukkan pengangguran naik tipis menjadi 4,1% pada Januari dari 4%.
Meski tingkat pengangguran yang rendah mendukung permintaan, para ekonom mengatakan bahwa pemisahan moneter-fiskal mempersulit upaya RBA untuk menjinakkan inflasi. Belanja pemerintah di tingkat negara bagian dan federal tetap kuat dan diperkirakan akan meningkat lebih lanjut pada tahun Pemilu.
(bbn)






























