Sebelum namanya dikenal luas, Liang lebih memilih untuk tetap low profile. Namun, segalanya berubah pada 20 Januari 2025, saat ia menjadi satu dari sembilan tokoh yang diundang untuk berbicara dalam simposium tertutup yang dipimpin oleh Perdana Menteri China, Li Qiang.
Keikutsertaannya dalam forum eksklusif ini menegaskan pengakuan pemerintah China terhadap peran strategis DeepSeek, yang beroperasi melalui open-source, dalam pengembangan kecerdasan buatan.
Meski telah buat dunia gempar, DeepSeek dianggap berbohong terkait biaya investasinya. Armina Rosenberg, salah satu pendiri Minotaur Capital Management, dan mantan stockpicker di Mike Cannon-Brookes’ Grok Ventures, menduga justru DeepSeek punya akses terhadap 50.000 GPU kelas atas, yang jika divaluasi sekitar US$1 miliar.
Lebih lengkap kritik klaim 'investasi murah' DeepSeek baca di sini.
DeepSeek mengambil jalur pendekatan berbeda dibandingkan dengan perusahaan AI lainnya di China. Jika kebanyakan perusahaan berfokus pada penerapan teknologi AI yang sudah ada untuk kepentingan komersial, DeepSeek justru mengarahkan seluruh sumber daya dan talenta risetnya untuk menciptakan model AI yang dapat bersaing dengan OpenAI.
Langkah ini mencerminkan ambisi besar DeepSeek dalam mendefinisikan ulang lanskap teknologi kecerdasan buatan. Dalam wawancara eksklusifnya dengan Waves pada Juli 2024, Liang menegaskan pentingnya inovasi dalam industri AI China.
Menurutnya, perbedaan utama antara perkembangan AI di China dan Amerika Serikat bukan hanya masalah waktu, tetapi juga tingkat orisinalitas.
Elon Musk Bicara DOGE untuk Jerman
Elon Musk mengatakan bahwa Jerman harus meniru proses yang telah ia mulai dengan sebuah lembaga Departermen Efisiensi atau DOGE. “Proses pembersihan untuk menyingkirkan peraturan yang tidak masuk akal adalah perang,” katanya.
“Kami memilih untuk tidak berperang. Jika tidak ada perang, Anda harus memiliki sesuatu seperti apa yang telah kami bentuk di AS, Departemen Efisiensi Pemerintah.”
Ia juga mengatakan bahwa Donald Trump menggunakan tarif sebagai “sarana untuk mendapatkan kerja sama dari berbagai negara dalam hal-hal penting.”
Elon Musk menegaskan kembali dukungannya terhadap partai sayap kanan Alternative for Germany, yang menurutnya sejalan dengan isu-isu seperti kontrol yang “masuk akal” terhadap imigrasi dan kebebasan berbicara.
Dia juga menanggapi reaksi terhadap komentar yang dia buat pada rapat umum AfD, mendesak orang Jerman untuk melupakan “rasa bersalah di masa lalu” dan menatap ke depan dengan bangga pada budaya dan nilai-nilai Jerman.
“Yang tidak saya katakan adalah bahwa Nazisme harus diabaikan. Saya tidak pernah mengatakan itu. Tetapi saya mengatakan bahwa sejarah budaya Jerman yang luar biasa luar biasa,” katanya.
“Kita harus memahami konteks sejarah Jerman secara menyeluruh. Hal-hal yang hebat dan hal-hal yang mengerikan.”
Secara terpisah, ia mengatakan kekhawatirnya akan menurunnya angka kelahiran karena dengan “multikulturalisme dan globalisme, kita melihat pelemahan budaya individu.”
Elon Musk memperingatkan “sebuah pot pencampuran global. Karena setiap tempat akan menjadi sama dan tidak akan ada budaya yang unik di dunia.”
(fik/wep)