Logo Bloomberg Technoz

Ketegangan geopolitik global meningkat menyusul perang tarif AS yang diinisiasi oleh Presiden AS Donald Trump versus China, Meksiko, Kanada dan menyusul di belakangnya Uni Eropa.

IHSG dibuka ambles lebih dari 1% ketika rupiah sudah mendekati Rp16.450/US$ hanya dalam 10 menit perdagangan awal.

Sedangkan harga surat utang negara mayoritas melemah. Terindikasi dari kenaikan tingkat imbal hasil obligasi.

Mengacu data OTC Bloomberg, mayoritas tenor SUN bergerak naik imbal hasilnya, indikasi tekanan jual yang melemahkan harga. Yield SUN 2 tahun naik 1,8 basis poin ke level 6,853%. Tenor 5Y juga naik 3,6 basis poin jadi 6,905%. Sedangkan tenor 10Y naik sedikit 0,3 basis poin ke level 6,993%.

Kenaikan yield cukup banyak dicatat oleh tenor 6Y sebesar 4,8 basis poin jadi 6,984%.

Bank Indonesia menyatakan, telah bersiap berjaga di pasar untuk memastikan market confidence tetap terjaga, dengan menjaga keseimbangan supply demand valuta asing di pasar, juga menjaga sentimen pasar domestik tetap kondusif.

"Dengan sentimen global, DXY [indeks dolar AS] kembali mengalami penguatan di mana pagi ini saja sudah mencapai sekitar 109, artinya mata uang non USD khususnya mata uang EM [emerging market] sebagian besar mengalami pelemahan," kata Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia Edi Susianto kepada Bloomberg Technoz, Senin pagi.

"Tentu dalam kondisi seperti demikian yang penting adalah menjaga market confidence pasar dengan menjaga keseimbangan supply demand valas di pasar, menjaga sentimen pasar domestik tetap kondusif," jelas Edi.

BI menempuh intervensi di tiga titik melalui strategi triple intervention. Yakni di pasar valas spot, NDF domestik dan pasar surat berharga negara.

Perang dagang

Lonjakan yield surat utang di pasar domestik, mengekor pergerakan yield surat utang global. US Treasury, surat utang AS, sebagian besar naik imbal hasilnya terutama tenor di bawah 10 tahun. Yield 2Y misalnya pagi ini terpantau naik 3,3 basis poin jadi 4,241%.

Bukan hanya pasar keuangan Indonesia yang tergerus oleh gejolak perang tarif. Hampir semua pasar negara berkembang juga negara maju, tersengat perang dagang tersebut.

Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif pada Kanada, Meksiko, dan China, langkah yang tampaknya hanya menjadi awal dari serangkaian pembatasan perdagangan yang diperkirakan akan merombak rantai pasokan global.

Trump mengatakan kepada wartawan bahwa ia “pasti” akan mengenakan tarif pada Uni Eropa, menambahkan bahwa AS akan mencari “sesuatu yang sangat substansial.” Namun, hingga saat ini ia belum memberikan batas waktu untuk langkah tersebut.

Para investor kini semakin dipaksa untuk menghadapi risiko bahwa tarif dari AS menjadi ancaman jangka pendek bagi keuntungan perusahaan.

Tarif sebesar 10% pada barang-barang Eropa diperkirakan akan mengurangi laba per saham antara 1% hingga 2%, menurut perkiraan dari para ahli strategi Citigroup Inc. Trump telah menyatakan rencananya untuk mengenakan tarif lebih lanjut pada berbagai impor, termasuk minyak, logam, obat-obatan, dan chip, dalam beberapa bulan ke depan.

Bursa saham Asia kesemuanya merah, begitu juga valuta Asia yang terbenam oleh dolar AS. Begitu juga kontrak berjangka saham di Eropa juga merosot tajam karena sentimen Trump.

(rui)

No more pages