Logo Bloomberg Technoz

Harga emas melesat setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengungkapkan bahwa dirinya akan mewujudkan rencana kenaikan tarif bea masuk untuk produk impor dari Kanada dan Meksiko menjadi 25%. Kebijakan ini akan mulai berlaku esok hari, 1 Februari 2025.

“Kami akan mengumumkan tarif bea masuk bagi Kanada dan Meksiko karena beberapa alasan. Pertama, orang-orang yang begitu banyak masuk ke negara kita.

“Kedua, obat fentanyl dan lain-lain juga masuk ke negara kita. Ketiga, ada subsidi yang kita berikan kepada Kanada dan Meksiko dalam bentuk defisit perdagangan,” jelas Trump, sebagaimana diwartakan Bloomberg News.

Akibatnya, investor pun merasa bahwa prospek perdagangan dan pertumbuhan ekonomi dunia akan sangat tidak pasti. Di tengah ketidakpastian yang tinggi, pelaku pasar pun berpaling kepada emas sebagai aset yang dipandang aman (safe haven asset). Permintaan emas naik, harga pun terungkit.

Analisis Teknikal

Lantas bagaimana dengan prediksi harga emas untuk hari ini? Apakah rekor baru akan kembali tercipta?

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas mantap di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 68,21. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Namun perlu diingat bahwa indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 90,49. Sudah di atas 80 yang berarti tergolong jenuh beli (overbought).

Oleh karena itu, ada kemungkinan harga emas akan mengalami koreksi. Maklum, harganya sudah naik begitu tinggi sehingga butuh konsolidasi sehat.

Cermati pivot point di US$ 2.784/troy ons. Dari sini, target support terdekat adalah US$ 2.770/troy ons yang merupakan Moving Average (MA) 5.

Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 2.799/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi membawa harga emas naik menuju US$ 2.818/troy ons.

(aji)

No more pages