Seperti yang diwartakan Bloomberg News, menurut proyeksi rata-rata para ekonom yang disurvei Bloomberg, memperlihatkan sedikit percepatan kenaikan harga sebesar 2,6% dari tahun sebelumnya, mencatat kenaikan dari 2,4% pada bulan sebelumnya.
Angka belanja rumah tangga bulanan AS pada Jumat mungkin akan menunjukkan momentum menuju tahun 2025. Para ekonom juga memperkirakan laporan pendapatan dan pengeluaran pribadi akan menunjukkan sedikit kenaikan dalam inflasi PCE dari bulan sebelumnya.
“PCE Jumat mungkin akan menunjukkan bahwa inflasi masih tinggi dan di atas target The Fed. Itu terjadi pada saat pasar sangat gelisah tentang trifecta isu-isu lain, termasuk teknologi besar, AI, dan ketidakpastian Federal Reserve,” kata Carol Schleif dari BMO Private Wealth.
Tadi malam, AS melaporkan pembacaan pertama kinerja pertumbuhan ekonomi Kuartal IV-2024, yang mencatat angka 2,3% QoQ, lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya 3,1%. Angka pembacaan awal itu juga lebih kecil dibanding ekspektasi pasar yang sebenarnya bisa memberi sentimen positif pada pasar.

Ekonomi yang tak sekencang proyeksi sebelumnya, mengimplikasikan potensi inflasi yang kecil, sehingga membuka peluang pelonggaran moneter oleh Federal Reserve. Namun, angka core PCE Price Index pada kuartal pamungkas di tahun lalu, tercatat 2,5%, lebih tinggi dibanding sebelumnya meski masih sesuai ekspektasi pasar.
Alhasil, ekspektasi terhadap pemangkasan Fed Fund Rate pada pertemuan (FOMC) Maret nanti, makin pupus dengan probabilitas yang tersisa 17%, setelah sempat menyentuh 47% sebulan lalu.
Sebelumnya, Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, sesuai dengan ekspektasi pasar, Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuan FFR di kisaran 4,25% – 4,50% sambil menunggu rilis data Inflasi dan pasar tenaga kerja lebih lanjut serta kejelasan mengenai dampak dari berbagai kebijakan yang diambil oleh Presiden trump.
“Federal Reserve mengakui bahwa inflasi masih tinggi. Ketua Federal Reserve Jerome Powell dalam keterangan persnya menegaskan Federal Reserve tidak akan terburu-buru dalam memangkas suku bunga acuan dan bahkan Federal Reserve rela untuk menunda penurunan suku bunga demi untuk melihat kemajuan dalam menekan inflasi,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Dari dalam negeri, Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, pasar mengantisipasi data inflasi dan indeks manufaktur di awal pekan depan, serta lanjutan rilis kinerja keuangan FY 2024. BBRI dan BMRI termasuk yang dijadwalkan rilis kinerja keuangan di sisa pekan ini sampai dengan pekan depan.
“Pasar antisipasi data ekonomi dan kinerja keuangan,” mengutip riset Phintraco.
Secara Teknikal, IHSG melemah ke bawah support level 7.100 yang bertepatan dengan indikator MA-20 di Kamis. Pergerakan yang relatif sesuai dengan perkiraan sebagai bentuk adjustment pelaku pasar pasca libur panjang di awal pekan ini.
Selanjutnya, perhatikan pivot area 7.050 – 7.075. Pelemahan yang terjadi merupakan temporary normal pullback, jika IHSG bertahan pada area tersebut. Sebaliknya, jika pelemahan berlanjut ke bawah 7.050, sebaiknya waspadai minor reversal sampai dengan level psikologis 7.000 di Jumat.
Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi LSIP, TAPG, SCMA, EMTK, dan MAPI.
Sementara itu, Analis BRI Danareksa Sekuritas memaparkan, IHSG Kembali melanjutkan koreksi setelah tertahan resisten MA60 dan mulai menembus support MA-20 di 7.111.
“Waspadai potensi penurunan lebih dalam jika koreksi turun di bawah support 6.931,” mengutip paparan BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya pada Jumat (31/1/2025).
Bersamaan dengan risetnya, BRI Danareksa memberikan rekomendasi saham hari ini, EMTK, MIKA, dan SCMA.
(fad)